REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih kian tajam mengkritik presiden terpilih Donald Trump di mana Kamis waktu setempat (15/12) menegaskan sudah gamblang sekali bagi Partai Republik, Rusia memang campur tangan dalam Pemilu AS demi menaikkan peluang Trump memenangkan Pemilu.
Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest menepis tanggapan Trump sebagai tidak serius. Sebaliknya, dia menuntut Trump menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar peretasan oleh Rusia, bukan malah mempertanyakan intelijen AS.
"Sudah terang adalah fakta, Anda semua memiliki di rekaman, calon presiden dari Partai Republik itu mendorong Rusia meretas lawannya karena dia percaya itu akan membantu kampanyenya," kata Earnest seraya menyebut itu adalah fakta dasar dari kontes kepresidenan.
Earnest merujuk kalimat Trump musim panas lalu ketika Trump mendesak Rusia mencari email-email hilang dari server pribadi Hillary Clinton. Saat itu, para pembantu Trump menegaskan Trump hanya bercanda. Tapi Earnest menyebut alasan itu tak bisa diterima.
"Saya tak menganggap orang di Gedung Putih menilai lucu musuh Amerika Serikat terlibat dalam aktivitas siber jahat untuk mendestabilisasi demokrasi kita. Itu bukan guyonan. Tak ada orang di Gedung Putih yang menganggap itu gurauan. Tak ada seorang pun dalam komunitas intelijen menganggap itu guyonan," kata Earnest dalam laman CNN.
Ini hari kedua Earnest melontarkan kritik keras kepada Trump menyangkut peretasan, yang mengungkapkan debat hebat menyangkut tindakan Gedung Putih pada bulan-bulan menjelang Pemilu. Mempertahankan asumsi Rusia mempunyai motif menaikkan Trump dalam Pilpres, Earnest menegaskan niat Rusia itu kentara sekali, termasuk kepada Trump.
"Tuan Trump tahu sekali Rusia terlibat dalam aktivitas siber yang jahat yang membantu dia dan sebaliknya merugikan kampanye Hillary Clinton," kata Earnest.
Dia kemudian menunjuk satu cicitan dari Roger Stone, sekutu Trump, yang berkata tentu saja Rusia meretas kampanye Hillary Clinton. Kubu Trump balik menyerang Earnest. "Mengecewakan mendengar dari podium sekretaris pers Gedung Putih," kata Kellyanne Conway, manajer kampanye Trump, kepada Fox News.
"Dia pada dasarnya menyatakan bahwa Presiden terpilih mengetahui hal ini. Mungkin mengipas-ngipasi. Sama sekali tidak bertanggung jawab dan saya kira bos dia, Presiden Obama menyetujuinya," ujar Conway, dikutip Antara News.