Jumat 16 Dec 2016 14:50 WIB

Anak-Anak Irak Trauma di Bawah Kekuasaan ISIS

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak pengungsi sedang makan di sebuah tenda di luar Fallujah, Irak, Senin, 14 Juni 2016. Pengungsi di Fallujah kekurangan makanan selama Ramadhan.
Foto: AP Photo/Hadi Mizban
Anak-anak pengungsi sedang makan di sebuah tenda di luar Fallujah, Irak, Senin, 14 Juni 2016. Pengungsi di Fallujah kekurangan makanan selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Bertahun-tahun anak-anak Irak hidup di bawah teror dan perang. Kini, mereka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengatasi trauma perang.

Seorang anak perempuan berusia 11 tahun, Malak mengatakan, di baru saja kembali dari neraka. Malak mengenakan mantel hitam panjang di kamp pengungsian Hasansham. Ribuan orang yang melarikan diri dari rumah mereka di Mosul kini tinggal di Kamp Hasansham.

"Sekarang saya di sini (kamp pengungsian), ayah saya melakukan hal yang baik," kata Malak, dilansir dari Arab News, Jumat (16/12).

Malak menghadiri kelas di pusat UNICEF setiap hari. Ia mengaku, ingin menjadi seorang jurnalis atau dokter. Meski telah dua tahun keluar dari sekolah karena perang, Malak tetap memiliki cita-cita.

Badan anak-anak dari UNICEF PBB, Maulid Warfa mengatakan di kamp pengungsian ada kelas dan tempat bermain. Anak-anak Irak di kamp menjadi anak-anak lagi. Anak-anak telah melihat kehancuran, kematian dan ledakan besar. Mereka juga pernah hidup di tengah pertempuran sengit. Semua hal tersebut sangat tidak baik bagi perkembangan psikologis dan sosial anak-anak.

Ia mengungkapkan, banyak orang telah melihat masa kecil anak-anak Irak direnggut, sebab di usia anak-anak mereka dipaksa mengambil tanggung jawab orang dewasa.

"Mereka (anak-anak) harus meninggalkan tenda dan berbicara dengan orang-orang yang akan mendengarkan mereka, daripada mereka mendengar orang tua mereka berbicara tentang perang," kata Seorang Psikolog dari NGO Terre des Hommes, Suzdar Saleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement