Sabtu 17 Dec 2016 03:59 WIB

Trump Jadi Presiden AS, Michelle Obama: Amerika Kehilangan Harapan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Andi Nur Aminah
Michele Obama
Michele Obama

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey di program talk show, Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, mengatakan, prospek Amerika Serikat pada masa mendatang telah benar-benar berubah. Hal ini terkait pertanyaan Oprah Winfrey mengenai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada November silam.

Menurut istri dari Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, tersebut, saat ini warga Amerika Serikat seolah sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk bisa menatap masa depan. "Sekarang, kami benar-benar merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki harapan," kata Michelle dalam sesi interview terakhirnya di televisi sebelum akhirnya meninggalkan Gedung Putih, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (17/12).

Dalam sesi wawancara tersebut, Michelle memang tidak secara eksplisit menyebutkan nama Donald Trump. Namun, sikapnya atas terpilihnya Trump terlihat jelas dalam pernyataan berikutnya. Michelle menilai, Amerika Serikat memerlukan pemimpin yang memiliki kedewasaan dalam berpikir, ketenangan, dan dapat memberikan inspirasi.

"Kami harus memiliki sosok dewasa di Gedung Putih, pada saat krisis ada seseorang yang bisa berkata,'Semuanya akan baik-baik saja, mari kita ingat saat-saat luar biasa yang pernah kita alami, mari kita lihat masa depan, mari kita lihat semua yang telah berhasil kita bangun,'. Semua itu penting untuk anak-anak kita agar bisa tetap fokus dan merasa pekerjaan mereka dihargai, agar mereka merasa hidup mereka bukan untuk kesia-siaan. Apa yang bisa kita lakukan jika kita tidak memiliki harapan?," kata Michelle.

Michelle memang dianggap sebagai figur yang memiliki dampak di perpolitikan Amerika Serikat. Berdasarkan rating yang diukur oleh Gallup, Michelle memiliki popularitas mencapai 64 persen, lebih tinggi dari Trump, Hillary Clinton, bahkan Barrack Obama.

Pada masa kampanye Pemilihan Presiden AS 2016 silam, Michelle menjadi salah satu pendukung utama kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Michelle juga kerap bersebrangan dan mengkritik pernyataan-pernyataan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump. Salah satunya saat Trump dianggap melecehkan wanita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement