REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam satu operasi kemanusiaan yang dimulai pada Kamis (15/12) dan berlanjut sampai Jumat (16/12) pagi waktu setempat, ribuan orang diungsikan dari Aleppo, Suriah Utara. Mereka meliputi 194 pasien yang diungsikan dengan bantuan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC), Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
"Mereka dibawa ke rumah sakit di Idlib, pinggir barat Aleppo dan ke Turki, dengan dukungan mitra kesehatan kemanusiaan di Gaziantep," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, AS, Jumat (16/12), sebagaimana dikutip Xinhua.
"Sayangnya, pengungsian warga sipil dan orang yang cedera dari daerah kantung terkepung di Aleppo Timur dihentikan oleh Pemerintah Suriah pada Jumat (16/12)," kata Dujarric menambahkan.
"PBB mendesak semua pihak agar melakukan langkah yang mungkin guna mengizinkan dilanjutkannya pengungsian secara aman," kata Dujarric.
Ia mengungkapkan sangat banyak orang yang rentan, termasuk orang yang cedera, anak-anak diperkirakan masih berada dalam kondisi menyedihkan. "Ada banyak laporan mengenai anak-anak yang terjebak di lantai dasar selama berhari-hari. Mereka mengirim permohonan agar diselamatkan," ujarnya.
"PBB dan mitra di Idlib telah menempatkan kembali pasokan dan siap memberi bantuan kepada semua orang yang memerlukan dan diungsikan dari Aleppo Timur," katanya. "PBB siap mendukung proses pengungsian dengan menyediakan perlindungan melalui kehadirannya, dan kami telah mengomunikasikan ini secara jelas dengan semua pihak." papar dia.