REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Komunitas Muslim, Katolik, Kristen Ortodoks, dan Yahudi Sarajevo berkumpul di Sarajevo, Ibu Kota Bosnia untuk menunjukkan solidaritas kepada warga di Aleppo, Suriah. Lebih dari 1.000 orang memberikan dukungannya terhadap penduduk sipil pada 14 Desember.
Sejumlah kota di dunia menunjukkan solidaritasnya bagi warga Aleppo dengan menuliskan tanda pagar #StandwithAleppo di berbagai media sosial. Namun hanya warga Sarajevo yang benar-benar bisa merasakan sakitnya dan penderitaan warga Aleppo. Warga Sarajevo pernah merasakan bagaimana diserang oleh etnis Serbia dari April 1992 hingga Februari 1996.
Sebanyak 14 ribu orang terbunuh dan 350 ribu orang hidup di bawah teror seperti yang dialami warga Aleppo saat ini. Bahkan saat itu warga Sarajevo bertanya-tanya apakah dunia tahu keadaan mereka yang hidup dibawah cekaman dan horor selama 1.400 hari.
Ketua Komunitas Yahudi Sarajevo Eli Tauber mengatakan, perang Suriah kali ini mengingatkannya kembali pada Perang Bosnia yang mengambil nyawa 100 ribu orang. Oleh karena itu semua orang memiliki kewajiban menyampaikan suaranya untuk memberikan dukungan moral bagi warga Aleppo.
"Aleppo merupakan ujian kemanusiaan kita. Jangan hanya melihat tragedi Aleppo namun harus melakukan aksi nyata membantu mereka," ujarnya seperti dilansir Radio Free Europe, Jumat, (16/12).
Kepala Napredak Bosnian Croat Cultural Center Franjo Topic mengatakan, kami ingin memberikan inspirasi bagi organisasi kemanusiaan untuk membantu warga Aleppo."Sesungguhnya di dunia tak ada yang namanya perang suci, yang ada hanya perdamaian suci."
Komunitas Islam merupakan salah satu komunitas yang mendorong dilaksanakannya demo untuk menunjukkan solidaritas kepada warga Aleppo. Termasuk organisasi-organisasi LSM.