Senin 19 Dec 2016 07:49 WIB

Bus-Bus Evakuasi Mulai Tinggalkan Kota Aleppo

Ribuan orang penduduk sipil di Aleppo bersiap untuk dievakuasi pada Kamis (15/12).
Foto: REUTERS/Abdalrhman Ismail
Ribuan orang penduduk sipil di Aleppo bersiap untuk dievakuasi pada Kamis (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sejumlah bus yang berisi gerilyawan dan keluarga mereka dari Aleppo bagian timur sudah mulai meninggalkan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak di Kota Suriah itu, menurut televisi pemerintah, mengutip korespondennya di kota itu, Ahad (18/12).

Televisi pemerintah Suriah melaporkan pada Minggu bahwa kesepakatan antara pemerintah dan pemberontak untuk mengevakuasi orang-orang dari Aleppo bagian timur sebagai imbalan atas evakuasi orang-orang dari al-Foua dan Kefraya, dua desa yang dikepung oleh kelompok pemberontak, telah mulai diimplementasikan.

Sementara itu, sebanyak 75 bus memasuki Aleppo bagian timur di Suriah untuk mengungsikan sisa gerilyawan, sehari setelah dilanjutkannya pengungsian yang dibekukan, kata satu sumber militer.

Semua bus tersebut memasuki Permukiman Zibdiyeh, Salahuddien, Mashhad dan Ansari di Aleppo Tenggara untuk mengungsikan sisa gerilyawan dan keluarga mereka melalui Jalan Ramouseh menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran barat-daya Aleppo, kata sumber itu --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- kepada Xinhua.

Sementara itu, beberapa bus memasuki Kota Kecil Kafraya dan Foa di pinggir Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah pada Sabtu malam untuk mengungsikan sebanyak 1.200 orang yang dikepung oleh gerilyawan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta.

Mereka dijadwalkan meninggalkan Idlib secara berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo pada Ahad, sebagai bagian dari kesepakatan Turki-Rusia. Pengungsian gerilyawan dan keluarga mereka dari sisa kubu mereka di Aleppo dimulai pada Kamis (15/12), dan lebih dari 8.000 orang sudah pergi menuju pinggiran barat Aleppo.

Pengungsian itu dilakukan setelah militer Suriah merebut kembali 99 persen daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo, setelah serangan besar. Akibatnya ialah 80.000 orang menyelamatkan diri dari Aleppo Timur menuju daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, sementara gerilyawan dan keluarga mereka termasuk di dalam kesepakatan antara Rusia dan Turki, sebab Moskow berunding atas nama Pemerintah Suriah, sedangkan Ankara berunding buat gerilyawan.

Namun proses pengungsian dibekukan pada Jumat karena banyak alasan. Salah satu alasan utama ialah gerilyawan di Idlib gagal mengizinkan warga sipil di kedua kota kecil pro-pemerintah pergi berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo Timur.

Pada Sabtu, satu sumber militer mengatakan dilanjutkannya pengungsian gerilyawan dari sisa kubu terakhir mereka di bagian timur Aleppo direncanakan segera dilakukan, sebab gerilyawan setuju untuk mematuhi janji mereka sebelumnya antara lain untuk mengizinkan warga sipil keluar dari kota kecil tersebut.

Kesepakatan tersebut dirancang untuk mengungsikan 15.000 orang, termasuk 4.000 gerilyawan. Dengan pengungsian gerilyawan terakhir dari Aleppo Timur, militer Suriah akan menguasai seluruh kota itu, kemenangan yang dipandang sebagai penulisan babak baru sejarah, sebagaimana dikatakan Presiden Bashar al-Assad belum lama ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement