REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Bana Alabed terlihat riang saat hendak menaiki bus yang akan membawanya keluar dari timur Aleppo, Suriah. Dengan mengenakan baju hangat dan topi wol, ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Gadis berusia tujuh tahun itu merupakan salah satu dari anak-anak dari kelompok pertama, setelah evakuasi dilanjutkan di timur Aleppo. Setelah mengalami keterlambatan tiga hari, penyelamatan warga sipil di wilayah itu kembali dilakukan.
Selama ini, Bana dikenal dengan pesan-pesannya yang menyayat hati melalui jejaring sosial Twitter. Sejak September lalu, ia kerap menceritakan pengalaman hidupnya terkepung dalam bagian kota yang mengalami pertempuran bersenjata.
Konflik di Suriah antara pemerintah dan oposisi yang terjadi lebih dari lima tahun terakhir menyebabkan Aleppo terbagi atas dua wilayah. Bagian timur dikuasai oleh oposisi dan barat oleh pemerintah yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad.
Seiring kemajuan pasukan Pemerintah Suriah, oposisi di wilayah timur Aleppo dipukul mundur. Dengan kesepakatan yang dibuat, semua orang, khususnya warga sipil yang berada di sana harus dievakuasi dengan aman.
Bus dan ambulans telah dikerahkan untuk membawa orang-orang keluar dari wilayah itu. Mereka akan dipindahkan ke bagian lain dari kota, maupun provinsi di Suriah, serta beberapa juga dikirim ke Turki.
Seperti Bana dan keluarganya yang saat ini dilaporkan telah berada di Turki dengan selamat. Ia akan menetap di negara itu setelah adanya permintaan terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dari Organisasi Bantuan Uni Yanmedik (UOSSM). "Kami berterima kasih kepada semua orang yang mendengar suara pertolongan ini. Sangat sedih untuk meninggalkan negaraku," ujar Bana kepada Qasioun News Agency.
Bana yang didampingi sang ibu, Fatemah menceritakan bagaimana pemboman tak berujung mereka alami di Aleppo. Kehidupan mereka yang awalnya seperti orang-orang pada umumnya berubah menjadi ketakutan.
Demikian dengan anak-anak seusia Bana lainnya yang harus terbiasa mendengar suara ledakan dan tanda-tanda pertempuran lainnya. Namun, mereka tetap berusaha untuk menjalani kehidupan yang normal.
Dalam beberapa hari terakhir, pengeboman semakin intensif dilakukan di wilayah timur Aleppo. Banyak rumah penduduk yang hancur menjadi puing-puing. "Kami bersyukur dapat selamat dari kehancuran meski rumah kami saat ini sudah menjadi puing-puing," jelas Fatemah.
UNICEF melaporkan dalam evakuasi pertama lanjutan yang dilakukan di timur Aleppo ada 47 anak berhasil diselamatkan. Mereka banyak terperangkap dalam sebuah panti asuhan dan mengalami dehidrasi serta luka-luka.