Selasa 20 Dec 2016 20:25 WIB

Menlu Kunjungi Pengungsi Rohingya di Perbatasan Bangladesh-Myanmar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Aksi protes tragedi Rohingya di Bangladesh
Foto: AP
Aksi protes tragedi Rohingya di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladeh dan Myanmar, Selasa (20/12). Ia menyampaikan kondisi para pengungsi cukup memprihatinkan.

"Masyarakat internasional harus melakukan hal yang lebih untuk membantu para pengungsi ini," kata Retno di Ukhiya, Cox’s Bazar. Retno mengunjungi dua kamp pengungsi di Kutupalong Refugee Camp setelah melakukan pertemuan dengan Menlu Bangladesh.

Kunjungan Retno bertujuan melihat langsung situasi dan kondisi para pengungsi Muslim di sana. Retno adalah menlu pertama yang mengunjungi camp tersebut sejak meningkatnya ketegangan di Rakhine State, 9 Oktober 2016 lalu.

Saat berada di camp pengungsi, Retno mendengarkan berbagai cerita langsung dari para pengungsi mengenai pengalaman dan perjalanan mereka sehingga sampai di kamp. Retno juga melakukan peninjauan ke tempat-tempat tinggal sementara dan tempat ibadah para pengungsi yang jumlahnya mencapai sekitar 19 ribu orang.

"Dari cerita dan pengalaman para pengungsi, terlihat kompleksitas permasalahan di Rakhine State," kata Retno. Meski demikian, tambahnya, apapun penyebab mereka berada Kutupalong, mereka hidup dengan kondisi yang sangat minim saat ini.

"Sebagai sesama manusia kita harus berupaya lebih keras lagi untuk membantu mereka," kata Retno.

Ia menyampaikan salah satu tantangan terberat yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia. Hal ini dialami semua pihak baik dari Pemerintah Bangladesh, UNHCR, IOM dan negara lainnya.

Meski demikian ini adalah tantangan untuk tetap memenuhi kebutuhan para pengungsi. Retno menegaskan bahwa penyelesaian masalah pengungsi harus dilakukan di negara asal. Untuk itu langkah yang sedang dilakukan Pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan permasalahan secara inklusif di Rakhine State perlu untuk terus didukung.

Kepada Menlu Bangladesh, Retno kembali menekankan pentingnya menjaga hubungan, komunikasi dan koordinasi. Sehingga upaya mengatasi masalah pengungsi di perbatasan tidak bertambah sulit jika cara penyelesaiannya pun baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement