REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia, Iran dan Turki menggelar pertemuan di Moskow, Selasa (21/12). Ketiganya bertemu untuk mencari solusi politik mengakhiri konflik Suriah yang sudah berlangsung selama enam tahun.
AS maupun perwakilan PBB tidak diundang dalam pertemuan tersebut. Tidak dilibatkannya AS dalam pertemuan ini mengindikasikan Paman Sam sudah ditinggalkan.
Aliansi baru tanpa melibatkan Barat juga mensinyalkan Presiden Suriah Bashar al-Assad akan tetap bertahan di bawah perjanjian baru.
"Ketika Turki, Iran dan Rusia setuju dalam setiap proses ini tanpa melibatkan AS, kalian sadar bahwa akan ada masalah buat kita," ujar Andrew J. Tabler, pengamat di Washington Institute for Near East Policy seperti dikutip New York Times.
Hubungan Rusia dan Turki membaik dalam beberapa waktu terakhir. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa kali bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hubungan kedua negara kembali normal, setelah sempat tegang pascapenembakan jatuh pesawat Rusia oleh Turki.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Servey Lavrov membuat kesepakatan dengan Turki. Proses evakuasi dari Aleppo pun akhirnya berjalan lebih efektif dibandingkan kerja sama dengan AS.
Menlu AS John Kerry telah menghubungi Lavrov dan Menlu Turki. Kerry skeptis kerja sama baru ini akan berjalan sukses.
Baca juga, Pasukan Assad Kuasai Aleppo.