Rabu 21 Dec 2016 15:31 WIB

Menlu Retno Kunjungi Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Menlu Retno Marsudi dan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi bahas situasi di Rakhine State, Myanmar
Foto: istimewa
Menlu Retno Marsudi dan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi bahas situasi di Rakhine State, Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, UKHIYA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengunjungi tempat pengungsi Kutupalong di Ukhiya, Cox's Bazar, Bangladesh untuk melihat langsung situasi dan kondisi para pengungsi Muslim di wilayah perbatasan Bangladesh dan Myanmar, Selasa (20/12).

"Kondisi para pengungsi cukup memprihatinkan, masyarakat internasional harus dapat melakukan lebih untuk membantu para pengungsi," kata Retno dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu (21/12).

Menlu Retno merupakan Menlu asing pertama yang mengunjungi tempat pengungsi tersebut sejak meningkatnya ketegangan di Rakhine State, Myanmar pada 9 Oktober 2016. Saat berada di tempat pengungsi, Retno mendengarkan berbagai cerita langsung dari para pengungsi mengenai pengalaman dan perjalanan mereka hingga sampai di tempat tersebut.

Ia juga meninjau tempat tinggal sementara dan tempat ibadah para pengungsi, yang jumlahnya mencapai sekitar 19 ribu orang. "Dari cerita dan pengalaman para pengungsi, terlihat kompleksitas permasalahan di negara bagian Rakhine. Namun demikian, apa pun penyebab mereka hadir di kamp Kutupalong, mereka hidup dengan kondisi yang sangat minim dan sebagai sesama manusia kita harus berupaya lebih keras lagi untuk membantu mereka," ujar dia.

Retno menyampaikan keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia dari Pemerintah Bangladesh, UNHCR (badan PBB yang mengurusi pengungsi), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan negara-negara lain yang membantu, telah menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.

Dia menegaskan penyelesaian masalah pengungsi harus dilakukan di negara asal. Untuk itu, langkah yang sedang dilakukan Pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan permasalahan secara inklusif di Rakhine harus terus didukung. Retno kembali menekankan pentingnya hubungan, komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah Bangladesh dan Myanmar, dalam mengatasi masalah pengungsi di perbatasan kedua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement