Kamis 22 Dec 2016 08:16 WIB

ISIS Sasar Warga Sipil Mosul yang Tolak Gabung

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah keluarga mengunjungi pemakaman yang dirusak ekstremis ISIS di Qayara, 50 Km dari Mosul, Irak, Kamis, 27 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Marko Drobnjakovic
Sebuah keluarga mengunjungi pemakaman yang dirusak ekstremis ISIS di Qayara, 50 Km dari Mosul, Irak, Kamis, 27 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Milisi ISIS yang berada di Mosul ditengarai sengaja menyasar warga sipil yang menolak bergabung dengan mereka. Human Rights Watch (HRW) menyebutkan, masyarakat di kota itu kini sedang terjebak dalam baku tembak yang terjadi antara tentara pemerintah Irak dan kelompok ISIS.

“Setidaknya ada 19 warga sipil yang tewas akibat baku tembak antara kedua kubu itu di Mosul, sejak pekan ketiga November hingga pekan pertama Desember. Selain itu ada juga puluhan korban luka sepanjang periode yang sama,” ujar Direktur HRW untuk Kawasan Timur Tengah, Lama Fakih, lewat pernyataan yang dikutip Al Arabiya, Rabu (21/12).

Lembaga pemantau HAM internasional yang berbasis di New York, AS, itu mengatakan belasan korban jiwa yang timbul akibat konflik itu mencakup mereka yang meninggal akibat aksi bom bunuh diri, ditembak oleh penembak jitu, aksi bom mobil, bom pinggir jalan, dan serangan langsung oleh ISIS. Selain itu, ada juga korban yang tewas karena serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Irak dan koalisi pimpinan AS.

“Temuan kami ini diperoleh dari hasil wawancara dengan lebih dari 50 warga yang melarikan diri ke timur Mosul,” kata Fakih.

 

Masih menurut lembaga itu, para militan ISIS juga mencap ‘kafir’ warga yang enggan bergabung dengan mereka. Kelompok ekstremis itu pun segaja menargetkan warga yang dianggap memihak kepada pasukan Irak dan koalisi AS. HRW memperingatkan, penargetan warga sipil atau menjadikan mereka sebagai tameng adalah kejahatan perang.

“Banyak warga sipil yang terkepung dari semua sisi di Kota Mosul karena adanya aksi saling serang antara tentara pemerintah dan ISIS,” ungkap Fakih.

Militer Irak melancarkan operasi besar-besaran pada Oktober lalu untuk merebut kembali Mosul dari tangan ISIS. Kota terbesar kedua di Irak itu sendiri dikuasai ISIS sejak musim panas 2014.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement