REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Untuk menghadapi terorisme, Kuwait mendesak semua pihak untuk mempromosikan warisan budaya Islam dalam rangka untuk menghilangkan prasangka stereotip tentang agama Islam.
Dalam pidato sambutannya di acara Konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Khaled Al-Rashedi yang mewakili Menteri Penerangan Kuwait mengatakan respon terhadap ekstremisme dan terorisme harus dilanjutkan dengan mempromosikan warisan budaya Islam dan mengoreksi stereotip Islam serta membangun konsep persahabatan, toleransi dan persaudaraan.
Dia menyerukan adanya kerjasama antara negara-negara anggota OKI melalui media tunggal dan wacana budaya untuk mempromosikan kebersamaan dan toleransi. “Meningkatkan pertukaran budaya dan integrasi di antara media dan organisasi budaya sebagai batu loncatan untuk membela isu-isu dan hak bangsa Muslim, terutama Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa,'' ujar Khaled Al-Rashedi seperti dilansir news.kuwaittimes.net, (21/12)
Khaled menekankan pentingnya untuk mendorong budaya perdamaian dan dialog antar agama, peradaban dan budaya. Khususnya di tengah meningkatnya gelombang ekstremisme, intoleransi dan terorisme. Semua kantor berita negara-negara anggota OKI dituntut untuk bekerja sama dengan sungguh-sungguh dan berperan lebih efektif dalam mewujudkan citra nyata dari agama toleran.
Konferensi Islam Menteri Informasi dari negara-negara anggota Islamic Cooperation Organization (OKI) dilaksanakan di kota Jeddah Saudi. Konfrensi ini mengangkat tema 'Pembaruan Peran Media dalam Melawan Terorisme dan Islamophobia'. Konfrensi dipimpin Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab, Dr Adel bin Zaid Altoraifi dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI Dr Yusuf bin Ahmed Al-Othaimeen dan Menteri Informasi OKI.