Jumat 23 Dec 2016 04:56 WIB

Assad: Kemenangan Aleppo Juga Kemenangan Rusia dan Iran

Rep: Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.
Foto: AP
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Presiden Suriah Bashar al Assad mengatakan perebutan kembali wilayah Aleppo Timur dari pasukan pemberontak merupakan kemenangan bagi Rusia dan Iran. Pernyataan ini muncul setelah Rusia mengklaim bahwa serangan udara ke kota tersebut telah mengorbankan setidaknya 25 ribu ‘pejuang’ mereka sejak September 2015.

Seperti dilansir oleh media Skynews, pasukan yang didukung Iran, dipimpin oleh milisi Hizbullah dari Lebanon, mengirim ribuan tentara untuk melawan pemberontak di sepanjang garis depan utama kota Aleppo.

“Kemenangan itu merupakan langkah awal untuk mengakhiri terorisme di seluruh wilayah Suriah dan menciptakan situasi yang tepat sebagai solusi untuk mengakhiri perang,” kata Assad.

Kekerasan yang terjadi di Aleppo telah memancing kritik dari berbagai pihak internasional. Theresa May, bergabung dengan Barack Obama, Angela Merkel, dan para pemimpin Prancis, Kanada, dan Italia, mengutuk pemerintah Suriah dan negara sekutunya, terutama Rusia.

Mereka menggambarkan Aleppo sebagai bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata. Mereka juga menyebutkan, serangan telah mengenai warga sipil dan menghambat sampainya bantuan kemanusiaan. PBB juga telah berbicara tentang kejahatan perang yang dilakukan di Suriah.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan, ada 71.000 serangan dengan pesawat tempur yang berhasil melikuidasi 725 kamp pelatihan, 405 pabrik senjata dan lokakarya, 1.500 unit peralatan teroris, dan 35.000 tentara, termasuk 204 komandan lapangan.

Palang Merah mengatakan, evakuasi bagian yang dikuasai pemberontak di Aleppo telah mendekati tahap akhir. Ribuan orang berhasil meninggalkan kota tersebut.

"Semalam, antara Rabu dan Kamis, di salah satu tahap terakhir dari evakuasi, lebih dari 4.000 pejuang dievakuasi dengan mobil pribadi, van, dan pick-up dari Aleppo timur," kata juru bicara ICRC Ingy Sedky. Sekitar 34.000 orang telah sekarang meninggalkan daerah pemberontak dari Aleppo, katanya.

"Cuaca buruk, termasuk salju lebat dan angin, dan minimnya kendaraan membuat pergerakan lebih lambat dari yang diharapkan," tambahnya.

Ia menyatakan, evakuasi akan terus dilakukan sepanjang hari hingga malam, bahkan hingga hari berikutnya. Sebab, masih ada ribuan orang berharap untuk dievakuasi. Setelah proses evakuasi selesai, pasukan Suriah akan menyelesaikan operasi untuk mengambil kendali penuh atas kota tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement