REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Situs-situs kuno yang juga Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Aleppo sebagian besar telah hancur. Seperti area dengan populasi padat, kota tua Aleppo yang diakui pada 1986 oleh UNESCO, benteng abad 13, Masjid Agung Suriah dari abad 12 hingga pasar-pasar kuno.
Kepala departemen arkeologi dan museum pemerintah, Maamoun Abdul-Karim mengatakan lebih dari 150 bangunan di kota tua telah hancur. Termasuk lebih dari setengah area pasar tua dan Masjid Agung yang hancur pada 2012.
"Kami butuh banyak waktu dan dana untuk merekonstruksi kota," kata Abdul Karim dilansir AP, Jumat (23/12). Namun pembicaraan itu akan sia-sia tanpa pembahasan soal keamanan dan stabilitas.
Abdul Karim mengatakan, perbaikan Masjid Agung adalah prioritas utama. Suriah akan meminta bantuan UNESCO. Sebuah video yang diunggah militer Suriah menunjukkan otoritas menginspeksi kerusakan masjid.
Dalam video, otoritas religius senior Aleppo, Mohammed al-Obeid mengatakan, rekonstruksi akan segera dimulai. Setiap batu yang rusak di masjid telah diberi nomor.
Rekonstruksi kota mungkin sulit. Tapi jelas lebih sulit menyembuhkan sisi emosional penduduk. Pakar Suriah di Universitas Shawnee State, Ohio, Amr al-Azm mengatakan dua sisi Aleppo begitu bertolak belakang.
Sisi barat Aleppo yang dikuasai pemerintah tampak masih normal. Orang-orang hidup normal, keluar rumah, makan, minum, sekolah, dan bekerja. Sementara sisi timur tampak sangat menyedihkan.
"Kondisinya sangat tidak manusiawi, sangat sulit untuk disembuhkan, dan akan memakan waktu lebih lama," kata dia.