Ahad 25 Dec 2016 04:15 WIB

Aktivis Yaman Sebut Perang Didalangi Inggris dan AS

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bayu Hermawan
Perang di Yaman (ilustrasi)
Foto: EPA/STR
Perang di Yaman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Sedikitnya 9 warga sipil perempuan dan anak-anak tewas dan beberapa luka-luka akibat serangan udara Saudi di daerah perumahan Provinsi Ibb. Agresi Saudi sendiri sudah berlangsung sejak Maret 2015 dan menewaskan 11.400 jiwa, serta kerusakan parah di sarana dan prasarana negara.

Pengacara internasional dan aktivis Yaman, Barry Grossman meyakini perang terhadap warga sipil yang telah terjadi di negaranya dilancarkan sepenuhnya pihak asing. Bahkan, ia meyakini serangan yang selama ini terlaksana, bisa terwujud berkat dukungan penuh dari AS dan Inggris.

"Dari awal ini telah menjadi perang inlegal kepada warga sipil dari bangsa yang berdaulat, dan anehnya tidak ada yang merasa tergganggu tentang itu," kata Barry seperti dilansir Press TV, Sabtu (24/12).

Barry turut mengkritik Resolusi PBB yang memberlakukan embargo senjata di Yaman, dengan alasan mereka berjuang untuk mempertahankan hak mereka sendiri. Selain itu, warga sipil Yaman dipaksa menentukan nasib dan kedaulatan negara mereka sendiri.

Aktivis itu mencatat agresi militer Saudi terhadap Yaman, didukung penuh bentukan Atlantic Dunia, yang disebut kerap menghasilkan uang dari penjualan senjata. Malah, ia merasa tidak ada kemauan untuk membahas embargo senjata penuh kepada Saudi.

Grossman menyatakan, dunia telah pindah sepenuhnya ke era baru yang aturan hukum pada dasarnya adalah mati, dan apa yang berlaku atas suatu kebijakan perusahaan swasta. Perusahaan swasta itu, lanjut Grossman, merupakan mereka yang mendanai dan menawarkan kebijakan ke politikus.

"Apa yang telah kita lihat beberapa dekade terakhir adalah konsep dari aturan hukum, seperti konsep hak asasi manusia, merupakan gagasan tentang kepentingan," ujar Grossman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement