REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sebanyak 16 orang terluka dalam ledakan granat di gereja katolik St. Nino di Kota Midsayap, Cotabato Utara, Kepulauan Mindanao, Filipina. Korban merupakan jemaat gereja yang tengah mengikuti malam misa Natal, Sabtu (24/12).
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Mindanao itu. Namun diperkirakan serangan dilakukan oleh jaringan ekstremis yang masih aktif beroperasi di wilayah tersebut.
Kepala Polisi Kota Midsayap, Bernardo Tayong, mengatakan korban luka saat itu sedang berdiri di bagian luar gereja. Menurut Pendeta Jay Virador, yang memimpin misa, ledakan membuat acara misa tidak berjalan dengan lancar.
"Tidak ada doa penutup karena ada keributan. Orang-orang segera meninggalkan gereja," kata Virador.
Di antara para korban, terdapat satu polisi yang juga terluka. Ia diketahui sedang berdiri di dekat mobil patroli sejauh 30 meter dari pintu masuk gereja, tempat granat meledak. Tayong mengatakan, kemungkinan masih ada granat lain yang tersisa di sekitar gereja.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Manila memberi imbauan agar warganya tidak bepergian ke pulau-pulau di selatan. Hal itu guna menghindari penculikan dan ancaman bom dari kelompok ekstrimis.
Pada September lalu, 14 tewas dan 70 lainnya luka-luka dalam serangan bom di sebuah pasar di Davao City. Sembilan orang anggota kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS telah ditangkap atas serangan tersebut.
Baca juga, Gereja di Kompleks Katedral Koptik Mesir Dibom, 25 Orang Tewas.