Ahad 25 Dec 2016 21:23 WIB

Resolusi 2334 PBB adalah Kemenangan Besar Diplomasi Palestina

Permukiman Yahudi di Tepi Barat. DK PBB belum lama ini mengeluarkan resolusi yang mengutuk pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.
Permukiman Yahudi di Tepi Barat. DK PBB belum lama ini mengeluarkan resolusi yang mengutuk pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA – Suara dukungan besar pada Jumat (23/12) di Dewan Keamanan (DK) PBB bagi resolusi yang mengutuk permukiman Yahudi di wilayah Palestina adalah kemenangan besar buat diplomasi Palestina. Demikian pernyataan beberapa kalangan. Mereka percaya Resolusi baru 2334, akan mendorong rakyat Palestina untuk melakukan tindakan lain guna menuntut Israel di berbagai lembaga dan mahkamah internasional.

Pemungutan suara mengenai resolusi itu dilakukan atas permintaan empat negara --Venezuela, Senegal, Malaysia dan Selandia Baru-- hanya 24 jam setelah Mesir, yang memimpin kelompok Arab, tiba-tiba memutuskan untuk menarik resolusi anti-permukiman yang mulanya akan diajukan ke DK PBB pada Kamis (22/12). “Suara yang mendukung resolusi itu adalah kemenangan bagi kebijakan diplomasi Palestina dan bagi kebijakan Presiden Mahmoud Abbas," kata Juru Bicara Presiden Palestina, Nabul Abu Rdeinah, dikutip Xinhua, Ahad (25/12).

Rdeinah menambahkan, "Itu memperkuat visi penyelesaian dua-negara dan mengutuk semua tindakan yang telah dilakukan Israel di tanah Palestina." Ahmed Ragiq Awad, penulis dan pengulas politik yang berpusat di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, mengatakan, juga kepada Xinhua, tak ada keraguan bahwa resolusi tersebut adalah kemenangan besar diplomatik bagi rakyat Palestina.

“Resolusi tersebut dipadang sebagai kemenangan bersejarah bagi Palestina sebab resolusi itu dikeluarkan setelah 37 tahun sejak resolusi terakhir dikeluarkan oleh DK PBB yang menentang permukiman Israel," kata Awad. Ia menyatakan, "Resolusi itu juga menyeru Israel agar menghentikan pembangunan permukiman."

Pembangunan permukiman Israel adalah salah satu masalah rumit utama dalam konflik antara Israel dan Palestina. Hani El-Masri, pengulas politik yang berpusat di Ramallah, menambahkan, suara yang mendukung resolusi penolakan permukiman Israel dan fakta bahwa Amerika Serikat tidak memvetonya menunjukkan, masalah Palestina adalah masalah keadilan. “Resolusi tersebut secara politik dan hukum penting, dan rakyat Palestina dapat mengembangkan strategi masa depannya mengenai itu."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement