Senin 26 Dec 2016 22:55 WIB

Israel 'Marahi' Dubes AS, Cina, Rusia, Mesir dan Enam Negara Lainnya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Didi Purwadi
Pemukiman Israel di Tepi Barat
Foto: ap
Pemukiman Israel di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Daniel Saphiro, pada Ahad (25/12). Pemanggilan itu dilakukan karena Israel sangat marah kepada AS.

Namun bukan hanya Duta Besar AS saja yang dipanggil oleh Pemerintah Israel terkait dukungan resolusi PBB yang melarang Israel membangun pemukiman ilegal di wilayah Palestina. Sebanyak 10 utusan dari negara-negara lain juga dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Israel.

Netanyahu sangat marah kepada Washington karena tak memveto resolusi PBB tersebut. Ia juga marah kepada negara-negara anggota DK PBB lainnya yang mendukung resolusi PBB terebut.

Sepuluh utusan dari 14 negara yang mendukung resolusi PPB tersebut yang juga dipanggil Israel antara lain utusan Inggris, Cina, Rusia, Perancis, Mesir, Jepang, Uruguay, Spanyol, Ukraina, Selandia Baru. Mereka semua dipanggil Kementerian Luar Negeri Israel karena Israel merasa kecewa.

Ahad merupakan hari kerja biasa di Israel. Namun pada hari Ahad sebagian besar kedutaan besar itu tutup. Memanggil para utusan dari duta besar asing di Hari Natal merupakan hal yang sangat tidak biasa.

Pejabat Israel mengatakan, Netanyahu telah meminta anggota kabinetnya tak pergi ke negara-negara yang mendukung resolusi PBB. "Ini dilakukan hingga Presiden terpilih Amerika Donald Trump naik kursi kepresidenan di Gedung Putih," katanya, Ahad, (25/12).

Israel terus membangun pemukiman di wilayah Palestina yang dicaploknya. Israel terus membangun pemukiman di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Padahal wilayah tersebut merupakan milik Palestina, dampaknya konflik Israel-Palestina tak pernah selesai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement