REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel makin meningkatkan perang dengan pemerintah AS terkait lolosnya resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai antipermukiman ilegal Israel.
Isarel mengklaim memiliki bukti kuat Presiden AS Barack Obama berada di belakang resolusi tersebut, dan mengancam memberi bukti keterlibatannya kepada presiden terpilih Donald Trump.
Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari setelah Duta Besar AS untuk Israel Dan Shapiro dipanggil PM Benjamin Netanyahu untuk menjelaskan mengapa AS tidak memveto resolusi dan memilih abstain. Klaim tersebut muncul di tengah wawancara yang dilakukan sekutu dekat Netanyahu kepada media AS, Senin (26/12).
Pemerintahan Obama menyangkal pernyataan tersebut. Namun, berbicara kepada Fox News, Ahad (25/12), juru bicara Netanyahu, David Keyes mengatakan sumber Arab menginformasikan kepada Israel dugaan keterlibatan Obama dalam mengesahkan resolusi itu.
"Kami memiliki informasi dari sumber Arab dan internasional bahwa resolusi didorong oleh AS dan mereka bahkan tokoh utama yang membantu menciptakan resolusi," kata Keyes, dikutip The Guardian, Senin.
Beberapa jam kemudian, Dubes Israel untuk AS Ron Dermer bahkan mengatakan telah mengumpulkan bukti yang akan diserahkan ke pemerintahan Trump. "Kami akan menyerahkan bukti ini kepada pemerintahan baru melalui saluran yang sesuai. Jika mereka mau membaginya ke warga AS, silakan," kata Dermer kepada CNN.
Pada Senin, Trump berkicau di Twitter dengan menyebut PBB hanyalah sekelompok orang yang berkumpul, berbicara dan bersenang-senang. "Sangat menyedihkan!" katanya.
Dermer adalah tokoh kontroversial di Washington. Obama menyalahkannya karena mengatur undangan bagi Netanyahu untuk berpidato di kongres AS di tengah kampanye terhadap kesepakatan nuklir Iran.