Rabu 28 Dec 2016 20:47 WIB

Kebutuhan Adopsi Anak di India Tinggi, Perdagangan Bayi Marak

Red: Ilham
Seorang bayi baru lahir di India (ilustrasi).
Foto: NARINDER NANU / AFP
Seorang bayi baru lahir di India (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Sejumlah pejabat pemerintah mengatakan, naiknya angka perdagangan bayi di India telah mengurangi jumlah anak yang siap diadopsi. Data dari pemerintah menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 1.700 anak siap diadopsi di berbagai daerah di India. Padahal, India adalah negara dengan populasi terbesar kedua di dunia dengan jumlah penduduk 1,25 miliar.

Jumlah anak siap angkat itu sangat sedikit dibandingkan dengan 12.400 pasangan yang ingin memungut anak.

Otoritas pemerintah pengawas adopsi mengatakan, semakin lamanya masa tunggu pengangkatan anak sangat berhubungan erat dengan maraknya aksi perdagangan manusia di India. Sepanjang dua bulan terakhir, kepolisian telah menangkap dua sindikat penjual bayi.

"Masih banyak sindikat penjual bayi lainnya," kata Deepak Kumar, kepala Otoritas Pusat untuk Adopsi (CARA). "Melihat populasi India yang besar, jumlah anak siap adopsi seharusnya jauh lebih besar dari jumlah pasangan yang ingin memungut anak. Tapi justru banyak muncul sindikat, atau bahkan badan legal, yang menjual anak kepada calon orang tua," kata dia.

Menurut peraturan di India, semua anak yang telah diserahkan oleh orang tua kandung kepada polisi adalah anak yang secara hukum siap untuk diadopsi. Untuk memastikan transparansi, proses pengangkatan anak di India harus melalui tahapan daring, di mana pasangan calon orang tua angkat dan kandung sama-sama terdaftar.

Pada pekan lalu, kepolisian Mumbai menangkap sebuah komplotan yang menjalankan aksinya dengan meyakinkan para ibu tunggal untuk menyerahkan bayi mereka. Ibu tunggal ini memiliki anak tanpa menikah sehingga sangat rentan terhadap stigma negatif masyarakat. Setelah ibu tunggal ini memberikan bayinya, mereka akan menjualnya kepada calon orang tua di berbagai daerah.

Di negara bagian West Bengal, sejumlah klinik sengaja mencuri bayi dari para ibu yang melahirkan di sana. Petugas kesehatan klinik menipu ibu-ibu tersebut dengan mengatakan anaknya telah mati saat melahirkan.

Badan penyalur anak angkat juga sering menjadi pelaku. Dua badan penyalur di negara bagian Maharashtra ditutup karena tertangkap menjual bayi dengan harga 200-600 ribu rupee (sekitar Rp 40-100 juta).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement