REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Panitia penyelenggara terus berjuang keras mencari bintang tamu yang akan tampil di acara pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS terpilih. Apalagi sejumlah penampil menolak untuk berpartisipasi dalam acara besar itu, termasuk rombongan tari Radio City Rockettes.
Namun, paduan suara Mormon Tabernacle Choir menyatakan bersedia mengisi acara yang diselenggarakan di Washington DC tersebut. Mengetahui hal itu, seorang anggotanya bernama Jan Chamberlin, memilih untuk mengundurkan diri daripada harus tampil di acara Trump.
Wanita itu mengunggah surat pengunduran dirinya di akun Facebook pribadinya, pada Kamis (29/12). Menurutnya, dengan tampil dalam acara Trump, 360 penyanyi paduan suara di kelompoknya dinilai telah mendukung tirani dan fasisme. Ia merasa dikhianati atas keputusan pemimpin paduan suara.
"Sejak pengumuman itu, saya menghabiskan siang dan malam di tengah kekacauan dan penderitaan. Saya telah menimbang dengan hati-hati mengenai masalah ini, banyak berdoa, dan berdiskusi dengan keluarga dan teman-teman," tulis Chamberlain, dikutip The Independent.
Paduan suara tersebut merupakan bagian dari Gereja Latter Day Saints. Juru Bicara Gereja, Eric Hawkins, mengatakan partisipasi paduan suara itu di pelantikan Trump dilakukan secara sukarela. Menurut Hawkins, keikutsertaan Mormon Tabernacle Choir dalam acara pelantikan Trump tidak bisa ditafsirkan sebagai bentuk dukungan terhadap politik.
"Partisipasi paduan suara di acara pelantikan adalah sukarela. Hanya sejumlah anggota paduan suara yang berpartisipasi," jelasnya.
Pemimpin paduan suara mengumumkan kesediaan Mormon Tabernacle Choir untuk tampil di acara Trump, pekan lalu. Hanya 215 anggota paduan suara yang akan dikirim ke acara tersebut.
Mormon Tabernacle Choir dilaporkan pernah tampil dalam acara kepresidenan saat kepemimpinan George HW Bush, Richard Nixon, dan Lyndon Johnson. Mereka juga pernah mengisi acara pelantikan Presiden Bush dan Presiden Ronald Reagan.