Ahad 01 Jan 2017 01:06 WIB

Serangan Udara Rusak Gencatan Senjata Suriah

IIlustrasi asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/via ReutersTV
IIlustrasi asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Bentrok, gempuran dan serangan udara dan di bagian barat Suriah merusak gencatan senjata yang didukung Rusia dan Turki. Gencatan senjata tersebut bertujuan mengakhiri perang hampir enam tahun dan mengarah kepada pembicaraan perdamaian antara pemberontak dan pemerintah yang meraih sukses atas kemenangan di medan tempur.

Presiden Rusia Vladimir Putin, satu sekutu kunci Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengumumkan gencatan senjata pada Kamis setelah memproses dan membuat perjanjian dengan Turki, pendukung lama oposisi. Gencatan senjata itu berlaku tengah malam tetapi para pemantau dan pemberontak melaporkan bentrok dan kekerasan tampaknya akan meningkat Jumat malam sementara pesawat-pesawat tempur mengbom kawasan-kawasan di bagian baratlaut Suriah.

Asaad Hanna, seorang pejabat politik di tentara Suriah Bebas, aliansi kelompok pemberontak yang longgar, mengatakan kepada kantor berita Reuters kekerasan telah berkurang tetapi belum berhenti. "Kami tidak bisa mengataakan optimistis mengenai seseorang seperti orang Rusia yang biasa membunuhi kami selama enam tahun ... mereka bukan malaikat. Tetapi kami bahagia karena kami mengurangi kekerasan dan bekerja menemukan solusi bagi situasi saat ini," kata Hanna.

Gencatan senjata itu dimaksudkan sebagai langkah pertama menuju pembicaraan perdamaian baru, setelah beberapa usaha internasional gagal tahun ini untuk menghentikan konflik, yang mulai terjadi ketika pergolakan damai dan kemudian berubah menjadi perang pada 2011.

Perang itu merenggut 300 ribu jiwa, mengakibatkan lebih 11 juta orang mengungsi dan menarik keterlibatan militer kekuatan-kekuatan dunia dan regional, termasuk Moskow dan Ankara. Persetujuan itu yang ditengahi oleh Rusia dan Turki, yang mengatakan mereka akan menjamin gencatan senjata itu, adalah yang pertama dari tiga persetujuan gencatan senjata tahun ini yang tidak melibatkan Amerika Serikat dan PBB.

Moskow ingin mendorong pembicaraan perdamaian, dengan tuan rumah sekutunya Kazakhstan, tetapi tantangan pertama ialah memelihara gencatan senjata itu, yang taampak goyah pada Jumat.

Pesawat-pesawat tempur pemerintah Suriah melancarkan hampir 20 serangan terhadap pemberontak di beberapa kota sepanjang perbatasan provinsi antara Idlib dan Hama, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia. Bentrok-bentrok antara kelompok-kelompok pemberontak dan pasukan pemerintah terjadi samalam di kawasan itu, kata lembaga tersebut dan sejumlah pejabat pemberontak.

Pesawat-pesawat tempur dan helikopter juga menyerang barat laut Damaskus di lembah Wadi Barada yang dikuasai pemberontak, tempat pasukan pemerintah dan pasukutan sekutu bentrok dengan peemberontak. Sebuah media militer yang dikelola Hizbullah sekutu Damaskus membantah terjadi serangan-serangan udara oleh pemerintah di kawasan tersebut.

Seorang pejabat dari kelompok pemberontak Nour al-Din al-Zinki mengatakan pasukan pemerintah juga berusaha bergerak maju di Provinsi Aleppo di bagian selatan Suriah. Sejauh ini belum ada komentar dari pemerintah Suriah mengenai bentrok-bentrok pada Jumat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement