REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok oposisi Suriah mengatakan, pemerintah masih melakukan serangan masif di darat. Tak ada pengumuman oleh militer sejak mereka melancarkan operasi tersebut.
Free Syrian Army (FSA) menyatakan, mereka akan meninggalkan perjanjian gencatan senjata dengan Rusia jika Rusia tak menggunakan pengaruhnya kepada Presiden Bashar Assad untuk menghentikan serangan ke Wadi Barada pada pukul delapan malam (18.00 GMT), Sabtu, (31/12).
Dua pejabat kelompok oposisi mengatakan, serangan udara di sekitar Wadi Barada telah berhenti sebelum jam delapan malam. Oleh karena itu gencatan senjata masih berlangsung meskipun pertempuran tetap berlanjut.
Observatorium Suriah untuk HAM menyatakan, terdapat pertempuran di wilayah tersebut terutama untuk memperebutkan air. Pemerintah Suriah juga membombardir selatan Provinsi Quneitra dan Deraa.
Kementerian Rusia menyatakan, kelompok oposisi bersenjata telah melanggar perjanjian sebanyak 12 kali dalam jangka waktu 24 jam. Kebanyakan kekerasan terjadi di perbatasan antara Hama dan Idlib di provinsi-provinsi barat laut Suriah pada Jumat kemarin