REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump mengaku tahu banyak soal keamanan siber. Dilansir Aljazirah, Ahad (1/1), Trump mengatakan tidak ada komputer yang aman untuk menyimpan informasi privasi.
Pernyataan ini diutarakan Trump pada reporter dalam perayaan malam tahun baru. Ia menyampaikan skeptismenya pada metode keamanan siber dan komunikasi yang digunakan pemerintahan AS.
"Anda tahu, jika anda punya sesuatu yang sangat penting, tulislah dan kirim melalui kurir, cara yang kuno memang, tapi itu karena tidak ada komputer yang aman," kata Trump.
Ia juga mengaku tahu banyak soal peretasan yang sangat sulit dibuktikan. Ia mengatakan pelakunya bisa saja orang lain. Trump juga mengatakan ia tahu hal-hal yang tidak diketahui orang-orang.
Isu-isu peretasan sedang panas di AS pascatuduhan terhadap Rusia. Presiden Barack Obama pekan lalu menerapkan sanksi terhadap sejumlah lembaga. AS juga memulangkan 35 diplomat Rusia yang dituduh sebagai mata-mata. Pemerintah Vladimir Putin mengecamnya.
Trump berencana bertemu dengan pejabat intelijen dalam beberapa hari kedepan untuk mengetahui lebih jauh soal hal ini. Ia ingin memastikan pejabat-pejabat AS sangat yakin karena ini adalah masalah serius.
Trump mengungkit soal tuduhan Irak memiliki senjata pemusnah massal. Namun badan-badan intelijen AS tidak bisa membuktikan keberadaannya sebelum invasi di sana.