Senin 02 Jan 2017 19:01 WIB

Ratusan Migran Coba Terobos Perbatasan Spanyol

Ratusan imigran sub-Sahara Afrika diselamatkan oleh Petugas Penyelamatan Maritim di Selat Gibraltar saat mencoba memasuki pantai Spanyol dengan menggunakan perahu kecil.
Foto: EPA/A. Carrasco Ragel
Ratusan imigran sub-Sahara Afrika diselamatkan oleh Petugas Penyelamatan Maritim di Selat Gibraltar saat mencoba memasuki pantai Spanyol dengan menggunakan perahu kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sedikitnya 800 pendatang asal Afrika mencoba menyeberang Cueta, daerah kantong Spanyol di Afrika utara, dari Maroko dengan menerobos pagar pembatas, Ahad (1/1). Namun, sebagian besar dikembalikan, kata pemerintah Spanyol dan Maroko.

Sejumlah pendatang berhasil memanjat puncak pagar berkawat duri setinggi enam meter itu pada Ahad sebelum diturunkan dengan sejumlah alat berat, kata rekaman stasiun televisi setempat, Faro TV. Spanyol mengatakan, sekitar 1.100 pendatang mencoba menyeberang. Hanya dua yang diizinkan masuk ke Ceuta untuk dibawa ke rumah sakit, sementara yang lain dikembalikan ke Maroko, kata pemerintah Spanyol dalam pernyataan.

Lima polisi Spanyol dan 50 petugas dari Maroko mengalami luka, kata pemerintah, setelah pendatang itu menggunakan bebatuan dan tongkat besi untuk menerobos gerbang guna mencapai pagar dan bentrok dengan pihak berwenang. Kementerian dalam negeri Maroko melaporkan sekitar 800 orang migran mencoba menyerbu lokasi itu, dan seluruhnya telah ditahan.

Mereka mengatakan 10 orang aparat keamanannya mengalami luka berat. "Mulai saat ini mereka yang mencoba melakukan hal demikian akan dibawa ke pengadilan yang akan memutuskan penyingkiran mereka dari kerajaan (Maroko) atau hukuman yang lebih berat menurut betapa seriusnya hal yang mereka lakukan," kata kementerian itu dalam pernyataan.

Dua perbatasan Spanyol dengan Maroko, Ceuta dan melilla, seringkali digunakan sebagai titik masuk ke dalam Eropa oleh para migran asal Afrika, yang memanjat pagar perbatasan atau berusahan berenang menyeberangi pantai. Spanyol dihujani kritik dari sejumlah kelompok hak asasi manusia karena memulangkan para migran seketika kembali ke Maroko saat kejadian demikian.

Mereka berpendapat melompati prosedur pemulangan yang panjang mencabut kesempatan orang-orang untuk mendapatkan suaka. Pada Desember awal lebih dari 400 orang migran asal Afrika berhasil menerobos pagar pembatas Ceuta.

Meskipun demikian, Libya menjadi sebuah titik kedatangan umum bagi para migran Afrika, yang sebagian besar berasal dari negara-negara sub-Sahara dan mencoba menuju Italia dengan menggunakan kapal. Tahun 2016 adalah yang paling mematikan bagi pendatang di laut Tengah, dengan hampir 5.000 orang meninggal, kata Organisasi Migrasi Internasional.

Pada Ahad, kepolisian Spanyol mengatakan seorang wanita asal Maroko ditahan di Ceuta pada pekan lalu karena berusaha menyelundupkan seorang pendatang berusia 19 tahun dari Gabon melewati perbatasan Spanyol, yang bersembunyi dalam koper.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement