Senin 02 Jan 2017 20:30 WIB

Myanmar Tahan Empat Polisi Terkait Video Kekerasan Rohingya

 Muslim Rohingya menangis setelah ditangkap oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh di perbatasan Cox Bazar, Bangladesh, (21/11).
Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Muslim Rohingya menangis setelah ditangkap oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh di perbatasan Cox Bazar, Bangladesh, (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Myanmar menahan sejumlah polisi terkait munculnya sebuah video penyiksaan Muslim Rohingya oleh polisi saat operasi keamanan.

Dilansir dari BBC, Senin (2/1), pemerintah mengatakan insiden yang direkam seorang polisi terjadi di negara bagian Rakhine pada November 2016. Kantor pemimpin de fakto Aung San Suu Kyi menyebut nama empat polisi yang terlibat.

Mereka termasuk Zaw Myo Htike yang terlihat merokok saat memfilmkan kekerasan tersebut. Pemerintah mengatakan video tersebut direkam pada November saat polisi melancarkan operasi pembersihan di Maungdaw setelah dua polisi tewas.

Video menunjukkan sekelompok besar penduduk duduk berjajar di hadapan beberapa polisi. Seorang polisi terlihat memukuli seorang pria. Polisi lain menendang wajah pria itu. Pria lain juga tampak dipukul atau ditendang.

"Mereka yang teridentifikasi telah ditahan. Penyelidikan selanjutnya dilakukan untuk mengetahui siapa polisi yang memukuli warga saat operasi," ujar kantor Suu Kyi dalam pernyataan.

Kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya berulang kali terjadi di Rakhine sejak operasi militer berlangsung Oktober lalu. Bahkan aksi pemerintah Myanmar itu disebut pembersihan etnis. Suu Kyi mendapat kritik internasional karena dinilai tidak mengacuhkan Rohingya.

Negara bagian Rakhine tertutup bagi jurnalis dan penyelidik sehingga sulit memverifikasi kebenaran yang terjadi. Puluhan orang tewas dalam operasi militer yang diluncurkan setelah militan bersenjata menyerang pos perbatasan dekat Maungdaw pada 9 Oktober.

Insiden itu menewaskan sembilan polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement