REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partner bisnis Presiden Amerika terpilih Donald Trump, Hary Tanoesoedibjo menyatakan, ingin mengikuti jejak Trump maju menjadi calon presiden. "Jika tak ada satu orang pun yang kupercaya bisa memperbaiki masalah negara ini, saya akan menjadi calon presiden, " kata Hary, Senin, (2/1) seperti dilansir ABC News.
Namun, dia mau maju sebagai Presiden Indonesia bukan untuk dirinya sendiri. Namun untuk negaranya. "Kita membutuhkan seorang pemimpin yang mempunyai integritas yang dapat memberikan solusi bagi negara ini," kata pengusaha media dan properti tersebut.
Ambisi Hary untuk maju menjadi presiden bisa menimbulkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara dua pemimpin negara. Sebab selain sebagai pemimpin negara mereka juga patner bisnis.
Hary mengunjungi dua proyek Trump. Satu di Bali dan satunya lagi di Jakarta. Proyek Trump di Jakarta antara lain hotel ternama, 300 vila, lapangan golf.
Pembangunan lapangan golf telah dilakukan di mana penanaman rumput sudah berjalan. Sementara kontruksi hotel dan villa belum dilakukan.
Hubungan bisnis dengan Trump memberikan kesempatan bagi Hary untuk berhubungan dengan Presiden Amerika Serikat terpilih itu. Memiliki hubungan erat dengan Presiden Amerika merupakan hal yang diperjuangkan oleh banyak pemimpin dunia lainnya.
"Saya memang memiliki akses kepada Trump karena kami memiliki kerjasama. Namun saya harus membatasi kerjasama dan interaksi kami," ujar Hary.
Hubungan sehari-hari kebanyakan dilakukan dengan anak-anak Trump yang besar. Ketiga anak Trump punya tugas masing-masing.
"Don junior bertugas untuk seluruh proyek pembangunan. Eric bertugas mendesain dan membangun golf, sedangkan Ivanka bertugas mengurusi bagian-bagian detil hotel," kata Hary. Proyek Trump ini bernilai miliaran dolar AS termasuk taman bertema Disneyland.