Rabu 04 Jan 2017 08:34 WIB

AS Klaim Hanya Tewaskan 188 Warga Sipil di Suriah dan Irak

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Serangan bom di Suriah, Selasa (24/5) pagi.
Foto: Abs.com
Serangan bom di Suriah, Selasa (24/5) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) mengklaim secara tidak sengaja telah menewaskan sedikitnya 188 warga sipil di Suriah dan Irak, sejak awal serangan terhadap ISIS pada 2014. AS menolak laporan jumlah korban sipil lainnya karena dianggap tidak kredibel.

"Untuk saat ini, berdasarkan informasi yang tersedia, CJTF-OIR mencatat sedikitnya 188 warga sipil telah tidak sengaja terbunuh oleh pasukan koalisi sejak awal operasi Inherent Resolve," ujar US Combined Joint Task Force-Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR), dalam laporan bulanan, Senin (2/1).

Pasukan koalisi AS juga menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa warga sipil dalam serangan yang ditujukan kepada militan ISIS di Suriah dan Irak. Mereka mengungkapkan bela sungkawa mendalam kepada keluarga korban.

"Meskipun koalisi membutuhkan upaya luar biasa untuk menyerang sasaran dengan meminimalkan risiko korban sipil, dalam beberapa insiden korban tidak dapat dihindari," tambah CJTF-OIR.

Pada November 2015, pasukan koalisi menerima 16 laporan baru dan hanya lima dari laporan itu yang dinilai kredibel. Mantan pejabat Pentagon, Michael Maloof, mengkritik dan mengatakan banyaknya laporan korban sipil yang berlabel "non-kredibel" menunjukkan kurangnya kesungguhan pasukan koalisi AS.

"Amerika Serikat seharusnya melakukan pengecekan dua kali atau tiga kali, memastikan tidak ada warga sipil yang berada dalam bahaya," kata Maloof, dikutip RT.

Menurutnya, adanya laporan korban sipil non-kredibel berarti pasukan koalisi AS tidak mendapatkan informasi yang cukup apakah ada jaminan keselamatan bagi warga sipil. Maloof menuding pasukan koalisi AS tidak memiliki kecerdasan intelijen yang baik ketika berada di medan perang.

Hingga akhir Desember 2016, pasukan koalisi pimpinan AS telah melakukan lebih dari 17 ribu serangan terhadap ISIS. Lebih dari 10 ribu serangan berlangsung di Irak dan lebih dari 6.000 serangan terjadi di Suriah.

Amnesty International mengklaim AS telah mengecilkan jumlah korban sipil. Kelompok hak asasi manusia itu meyakini setidaknya 300 warga sipil tewas hanya dalam 11 serangan udara pasukan koalisi AS.

Pasukan koalisi pimpinan AS, yang terdiri dari 60 negara, mulai melakukan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak pada 2014. Serangan dilakukan tanpa adanya otorisasi resmi dari Pemerintah Suriah atau Dewan Keamanan PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement