REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Serangan udara diluncurkan di Provinsi Idlib, Suriah, Selasa (3/12). Dilansir dari BBC, sebanyak 25 anggota kelompok oposisi negara itu tewas, termasuk diantaranya para pemimpin.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kelompok yang diserang adalah Jabhat Fateh Al Sham atau dikenal dengan Front Nusra. Kelompok itu tidak terikat dengan kententuan perjanjian gencatan senjata yang berlaku di negara itu pada pekan lalu.
Perjanjian diikuti dengan pembicaraan damai yang rencananya berlangsung pada Januari di Astana, Kazakhstan. Namun, gencatan senjata harus sepenuhnya dipatuhi terlebih dahulu dari masing-masing pihak yang berkonflik, yaitu pasukan Pemerintah Suriah dan oposisi.
Sejumlah kelompok oposisi mengatakan selama sepekan gencatan senjata berlangsung masih terdapat pelanggaran. Pasukan pemerintah dan sekutu disebut masih mengangkat senjata dan melakukan perlawanan.
Meski demikian, belum dapat dipastikan siapa pihak yang berada di balik serangan kali ini. Namun, jurui bicara Jabhat Fatel Al Sham mengatakan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) menargetkan mereka.
Jabhat Fateh Al Sham selama ini beroperasi sebagai bagian dari oposisi Suriah yang mengontrol Provinsi Idlib.