REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mengatakan komentar yang dikeluarkan mantan PM Australia, Tony Abbott terkait isu-isu Israel tidak membantu.
Pada Senin (2/1), Tony Abbott menyarankan agar Australia memindahkan kedutaan besarnya di Israel, langkah yang ditolak oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop. Menlu Bishop juga dipaksa mempertahankan program bantuan luar negeri Australia, setelah Tony Abbott mengatakan Australia harus mempertimbangkan kembali bantuan senilai sekitar Rp 400 miliar, kecuali otoritas Palestina berhenti membayar "teroris dan keluarganya".
Ditanya apakah pernyataan-pernyataan Tony Abbott ini membantu, Barnaby Joyce mengatakan mungkin tidak. Kepada ABC, Joyce mengatakan ia tidak ingin ada spekulasi dari pemimpin untuk mengalihkan perhatian pemilih di masa depan.
"Pada akhirnya alternatif pilihan bukan diantara orang-orang di Partai Liberal, tetapi antara Koalisi dan Partai Buruh," katanya, Rabu (4/1).
Barnaby juga mencoba meredam ketegangan dalam tubuh partainya, setelah senator Cory Bernardi pekan lalu mengkritik Tony Abbott karena dianggap satu-satunya anggota partai yang mengatakan adanya perpecahan dalam Partai Liberal.
Ia juga menepis komentar dari seorang anggota Partai Liberal lainnya, yakni George Christensen soal masa depannya dengan Koalisi. Ia mengatakan politikus asal Queensland tersebut cukup jelas mendukung Partai Nasional.
"Kami akan terus bekerja. Partai Nasional memiliki gaya dan karakter sendiri, begitu pun Partai Liberal. Mereka harus bekerja urusan mereka sendiri," katanya.