REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Pejabat sementara kepala negara bagian Australia Barat, Liza Harvey mengatakan petugas layanan darurat sudah sering menyelematkan warga dari kecelakaan mobil, dengan telepon genggam yang ada di tubuh korban.
"Ini adalah kenyataan orang-orang menggunakan telepon genggam saat menyetir. Saya perhatikan perilaku seperti itu dan mendengar pengendara motor yang menyetir dengan kecepatan diatas yang ditentukan, pengendara mabuk, tidak menggunakan seatbelt, menggunakan telepon, bahkan tidak mengatasi kelelahan, sehingga kehilangan nyawa mereka," kata Harvey.
Menurut Kepolisian Australia Barat, petugas lalu lintas sering menggelar operasi dengan target pengguna telepon genggam di seluruh kota Perth. Dalam waktu 2,5 jam mereka menjatuhkan denda pada 50 pengendara. Sudah ada empat kematian di jalanan Australia Barat hanya dalam empat hari pertama di 2017. Tahun lalu jumlahnya mencapai 193 kecelakaan, termasuk yang tinggi dalam enam tahun.
Pada Rabu (4/1), seorang pria berusia 39 tahun dijatuhi hukuman karena menyetir secara membahayakan dan menyebabkan seorang pria berusia 23 tahun tewas. Kecelakaan ini terjadi di kawasan Heathridge, sehari sebelumnya.
Meski masih terlalu dini untuk mengaitkan kecelakaan dengan penggunaan telepon genggam, Harvey mengatakan semua kecelakaan bisa dihindari. "Setiap kecelakaan tahun ini sebenarnya bisa dihindari, jika orang-orang mematuhi peraturan," ujarnya.
Harvey pernah terkejut dan sempat berharap tidak menjadi yang pertama melihat tabrakan yang melibatkan anak-anak, setelah dirinya disusul oleh pengemudi yang ugal-ugalan.
"Baru-baru ini saya menyetir ke kawasan Denmark [kawasan perairan di selatan Australia Barat], dalam perjalanan pulang di jalan tol Albany Highway, di belokan ke Cranbrook saya disusul pengemudi berkecepatan 110 kilometer per jam," kata Harvey.
"Saya disusul oleh Ford Forrester, di dua garis putih [yang artinya tidak boleh menyalip], yang menyalip saya, mobil tersebut membawa dua sepeda balita di bagian belakang mobil. Saya tidak tahu mengapa orang-orang membuat keputusan seperti itu. Apa yang kita butuhkan adalah pengemudi yang bertanggung jawab," katanya.
Komisioner dari lembaga keselamatan jalan raya, atau Road Safety, Kim Papalia mengatakan penjelasan dari petugas layanan darurat mengejutkan, tapi sebuah kenyataan. "Kita harus mengubah apa yang sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat kita, kebiasaan yang sudah diterima. Tidak dapat diterima, [menggunakan ponsel] bisa dilakukan belakangan. Tidak ada pesan yang lebih penting dari kehidupan Anda atau kehidupan pengguna jalan lainnya," kata Kim.
Kim mengatakan sulit menentukan berapa banyak korban jiwa yang terkait penggunaan telepon genggam, tapi menjadi faktor yang signifikan. "Yang kita tahu penggunaan telepon genggam di dalam kendaraan meningkat menjadi lebih sering ditemukan di seluruh negara bagian," katanya.
"Kita perlu menghentikan kebiasaan itu, dan mendukungnya lebih lanjut melalui edukasi dan penegakan hukum."
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 5/01/2017 pukul 11:00 AEST dari laporannya yang berbahasa Inggris dan bisa dibaca disini.