REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Penembakan mematikan di Bandara Fort Lauderdale-Hollywood, Florida, membuat sistem keamanan bandara turut dipertanyakan. Penembakan yang terjadi pada Jumat (6/1) itu menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai tujuh orang lainnya.
Para ahli mengatakan, mencegah serangan teror di tempat-tempat umum seperti bandara, sulit dilakukan meski pemerintah telah mengeluarkan biaya miliaran dolar untuk keamanan.
"Sejauh ini, tidak ada tempat yang benar-benar aman. Seorang pria masuk ke bar, seorang pria masuk ke klaim bagasi bandara, tak satupun dari mereka yang aman," ujar pengamat penerbangan, Robert Mann.
Sistem keamanan di bandara umumnya berfokus pada perlindungan pesawat dari penyerang dan perangkat mematikan. Namun, sistem keamanan di terminal bandara itu sendiri kurang diperhatikan.
Akibatnya, banyak ruang di terminal yang mudah diakses untuk umum, tanpa pemindaian formal sebelum penumpang masuk melalui pos pemeriksaan untuk sampai ke gerbang keberangkatan mereka.
Beberapa ahli menyarankan bandara-bandara agar menggunakan detektor bom dan senjata di pintu masuk. Tetapi sistem itu memiliki kelemahan, yaitu memindahkan target serangan ke bagian lain dari bandara.
"Seberapa jauh Anda bergerak bebas, Anda akan selalu menjadi sasaran empuk aksi teror," kata Analis Industri Penerbangan, Henry Harteveldt.
Dalam menanggapi penembakan di Florida, sejumlah bandara di AS turut meningkatkan keamanan, di Chicago dan New York. Mereka memeriksa tas wisatawan untuk mencari kemungkinan adanya senjata yang dibawa.