Sabtu 07 Jan 2017 10:54 WIB

Perundingan Suriah Berlangsung di Astana 23 Januari

Korban konflik kekerasan di Suriah
Foto: BBC
Korban konflik kekerasan di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan perundingan Suriah yang akan diperantarai Rusia dan Turki di ibu kota negara Kazakhstan, Astana dijadwalkan berlangsung pada 23 Januari.

"(Pertemuan) Astana merupakan kesempatan penting dan karena itu baik Cina maupun PBB mendukung prakarsa ini. Kami berharap pembicaraan di Astana akan memperteguh penghentian permusuhan," kata de Mistura, Jumat (6/1).

"Apa yang diminta rakyat Suriah saat ini adalah penghentian pertempuran. Jadi jika pembicaraan tentang ini dilangsungkan pada 23 Januari di Astana serta gencatan senjata diperteguh, tidak buyar seperti yang terjadi beberapa kali, (pertemuan) itu merupakan momen penting," tambahnya.

 
De Mistura juga mengatakan ia berharap perundingan Astana akan membuka jalan menuju pembahasan politik, yang diperantarai PBB pada 8 Februari di Jenewa berdasarkan resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB. "(Pertemuan) Astana penting untuk mempersiapkan dukungan dan membantu pembicaraan yang akan kami gelar di Jenewa," ujarnya.
 
Perundingan perdamaian yang melibatkan delegasi pemerintah dan pasukan keamanan Suriah, yang ingin menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, telah digulirkan sejak April tahun lalu di tengah kekerasan berlarut-larut serta krisis kemanusiaan yang meluas.
 
Kesepakatan gencatan senjata yang diterapkan mulai 30 Desember 2016 serta rencana penyelenggaran perundingan perdamaian, mendapat dukungan penuh dari Dewan Keamanan PBB pada 31 Desember.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement