REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah memberikan sejumlah saran kepada penggantinya, Donald Trump. Hal utama yang ia sampaikan adalah meminta Trump untuk tidak menjalankan pemerintahan di Gedung Putih dengan cara yang sama dengan mengelola bisnis keluarga.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Obama menegaskan, Trump harus menghormati institusi Amerika. Ia juga memperingatkan adanya perbedaan antara pemerintahan dengan kampanye.
"Setelah dia dilantik. Dia bertanggung jawab atas organisasi terbesar di Bumi. Semua ibu kota dunia dan semua pasar keuangan dan orang-orang di seluruh dunia akan mendengarkan dengan serius apapun yang dikatakan Trump," ujar Obama, dikutip dari The Independent.
Obama juga berbicara tentang laporan badan intelijen AS terhadap dugaan serangan siber oleh Rusia dan upaya mempengaruhi pemilu presiden AS 2016. Ia menyayangkan Trump telah meremehkan dampak serangan tersebut.
"Dalam era kemajuan teknologi ini, sangat sedikit kemungkinan kesalahan informasi yang sangat berdampak pada masyarakat kami," ungkapnya.
Dalam percakapannya dengan Trump, ia meminta pebisnis berusia 70 tahun itu untuk membangun kepercayaan terhadap komunitas intelijen AS.
"Akan ada saatnya satu-satunya cara dia dapat membuat keputusan yang baik adalah ketika memiliki keyakinan bahwa proses (yang dilakukan intelijen AS) bekerja dengan baik," kata Obama.
Pekan lalu Trump mengatakan ia sangat mengagumi badan intelijen, setelah berbulan-bulan membantah intervensi Rusia. Namun, ia kemudian mempertanyakan bagaimana Partai Demokrat begitu banyak menanggapi dugaan serangan siber Rusia.
"Bagaimana dan mengapa mereka begitu yakin tentang peretasan jika mereka bahkan tidak pernah meminta pemeriksaan server komputer? Apa yang terjadi?" kata Trump dalam akun Twitter pribadinya.