REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Lima orang telah ditahan dengan tuduhan melakukan impor obat telarang, setelah polisi menyita hingga 300 kilogram zat pseudoefedrin murni. Zat ini disamarkan menjadi bubuk pencuci di sebuah pabrik di kota Melbourne.
Obat-obatan terlaran tersebut disita setelah adanya penyelidikan yang melibatkan Kepolisian Federal Australia, atau AFP, Kepolisian negara bagian Victoria, Petugas Perbatasan Australia, dan Komisi Intelijen Kriminal Australia (ACIC).
Lima orang, berusia antara 27 dan 48 tahun, ditangkap pada tanggal 7 Januari 2017 setelah pihak berwenang mencari delapan lokasi di pinggiran kota Melbourne, yakni di kawasan Burnside, St Albans, Sunshine, East Keilor dan Tottenham.
Kelima yang ditahan telah muncul di Pengadilan Melbourne pada akhir pekan dan tetap dalam tahanan untuk kembali menjalani proses pengadilan bulan depan.
Polisi akan memberikan tuduhan bahwa zat pseudoefedrin, yang tiba di Melbourne dari Vietnam pada 9 Desember, diangkut dalam 57 kotak tersembunyi di antara lebih dari 900 kotak cuci bubuk.
Pseudoefedrin adalah kandungan pada beberapa obat demam dan flu, yang juga digunakan untuk membuat metamfetamin, juga dikenal sebagai sabu-sabu atau ice di Australia. Sitaan obat senilai lebih dari 200 juta dolar AS atau Rp 2 triliun.
Petugas Perbatasan Australia, dengan mengunakan informasi dari ACIC, memeriksa bubuk yang ditemukan dalam muatan di sebuah pabrik di kawasan pabrik di Tottenham, yang kemudian dinyatakan positif pseudoefedrin. AFP mengatakan pseudoefedrin yang dicampur dengan bubuk putih, beratnya mencapai sekitar satu ton.
Diperkirakan bahan campuran mengandung 300kg pseudoefedrin murni, yang memiliki nilai grosir mencapai 42 juta dolar AS, sekitar Rp 420 miliar, dan harga di pasaran mencapai lebih dari Rp 2 triliun.
Polisi juga akan menunda sindikat tersebut bertanggung jawab atas sebuah laboratorium yang ditemukan di Werribee, sekitar 30 kilometer sebelah barat daya kota Melbourne. Laboratorium tersebut memproduksi lebih dari 500 kilogram sabu-sabu.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada pukul 13:00 AEST, dari laporan aslinya berbahasa Inggris yang bisa dibaca disini.