REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menasihati penerusnya, Donald Trump, untuk menghindarkan Gedung Putih dikelola sebagai kerajaan bisnisnya. Menurut Obama, Trump yang akan segera dilantik 20 Januari nanti, harus tahu perbedaan antara kampanye dan mengurus negara.
"Yang harus dia pahami adalah begitu Anda masuk gedung ini (Gedung Putih) setelah disumpah, maka saat itu juga Anda mengurusi organisasi terbesar di bumi," kata Obama. "Anda tak bisa mengelola negara seperti Anda mengelola bisnis keluarga."
Obama yang mengaku berbeda dengan Trump dalam beberapa hal, menyatakan Trump harus memahami dan mendalami masalah dengan detail. Dalam wawancara dengan program America's This Week dari stasiun televisi ABC, Obama mengaku, mengambil pendekatan yang satu sama lain bertentangan dengan Trump pada kebijakan-kebijakan tertentu.
Obama juga menyarankan, Trump untuk memahami dampak kata-kata yang dilontarkannya dengan tidak sembarangan berkomentar.
Trump memang sering ceplas-ceplos, antara lain pada awal Desember lalu dia mencuit di media sosial mengenai keluhannya atas harga pesawat baru Boeing 747 untuk pesawat kepresidenan Air Force One. Pada hari itu juga saham Lockheed Martin dan Boeing Stocks jatuh. Harga saham Toyota juga tertekan setelah Trump berbicara soal pabrik mobil itu yang berada di Meksiko.
Kebiasaan Trump berkomunikasi lewat Twitter telah membuat prihatin banyak politisi, termasuk Wakil Presiden Joe Biden.