Selasa 10 Jan 2017 18:56 WIB

'Ulama Bersatu Bersama Presiden, Panglima dan Kapolri'

Massa dengan sabar menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Pekalongan.
Foto: ABC
Massa dengan sabar menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Pekalongan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Presiden Indonesia Joko Widodo meminta ulama Islam moderat untuk mencoba dan meyakinkan orang Indonesia untuk tidak mengikuti pendapat para kelompok garis keras yang intoleran.

ABC merupakan satu-satunya media Australia yang diundang ke Jawa tengah untuk menghadiri upacara Maulid Nabi sekaligus untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden Joko Widodo. Selama enam jam di tengah panas terik, ribuan pemuda muslim berbaju putih menunggu kedatangan presiden di sebuah tenda terbuka di kota Pekalongan.

Tenda tersebut dipenuh massa yang berjejalan, mereka bersimbah keringat dibawah suhu 40 derajat celcius, mereka mengaji sambil menunggu kedatangan para pejabat.  Akhirnya, acara resmi dimulai dengan ulama setempat Habib Mohammad Luthfi bin Yahya, mengatakan kepada hadirin ia sangat marah akan adanya kelompok garis keras yang mengancam persatuan Indonesia.

“[Persatuan] itu bukan hanya dibibir saja, tapi itu kekuatan kita. Ulama bersatu bersama presiden, dengan Panglima Militer, bersama Kapolri. Kita adalah benteng Indonesia,” katanya.

"Kita diberkati dengan kemajemukan"

Jenderal Gatot Nurmantyo di majalah
Jenderal Gatot Nurmantyo tampil di sampul majalah Globe Asia.
 
Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo tampak tidak terpengaruh oleh kontroversi yang terjadi minggu lalu menyusul keputusannya menghentikan kerjasama militer dengan Angkatan Pertahanan Australia, berkenaan dengan materi yang dianggap menghina tentang Papua Barat yang dipajang di markas Pasukan komando Australia di Perth. Para pejabat tinggi Indonesia ini tampak bersatu guna menghadapi kelompok Islam garis keras, yang mendesak diberlakukannya hukum syariat Islam dan melarang non-Muslim memegang jabatan publik.
 
Jokowi di Pekalongan" src="http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-large.jpg?v=2" alt="Presiden Jokowi di Pekalongan" data-sizes="auto" data-src="http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-large.jpg?v=2" data-srcset="http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-large.jpg?v=2 160w, http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-small.jpg?v=2 220w, http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-medium.jpg?v=2 460w, http://www.australiaplus.com/cm/rimage/8171300-16x9-large.jpg?v=2 700w " data-expand="0" />
Presiden Jokowi berbicara didepan umat Islam di Pekalongan, Jawa Tengah didampingi Kapolri dan Panglima TNI, Senin (9/1).

Akhirnya Presiden Joko Widodo maju ke podium. “Kita diberkati dengan kemajemukan dan kita harus bersyukur serta juga perlu membina kesatuan kita. Jangan seperti sejumlah negara yang hanya memiliki satu etnis, kita memiliki 700 etnis. Kita harus bersyukur. Inilah kekuatan kita,” katanya.

Presiden dan orang-orang Cina belakangan telah menjadi sasaran berbagai kampanye buruk di internet.

Masalah ini didorong oleh kelompok-kelompok seperti Front Pembela Islam, FPI, dan bertepatan dengan kasus penistaan agama terhadap Gubernur DKI Jakarta Ahok, yang dituduh menghina Alquran. "Anda bisa memperoleh informasi dari mana saja tapi siapa yang bisa menyaring mana yang bohong dan mana yang merupakan kebenaran, mana yang fitnah dan mana yang merupakan kebenaran, mana yang provokasi dan mana yang tidak," kata Widodo.

“Jika informasi tidak disaring atau dipilih banyak dari kita akan memiliki penilaian yang salah dan pada akhirnya itu akan merusak kesatuan dan kebersamaan kita.”

Diterjemahkan pada pukul 15:00 WIB, 9/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/presiden-jokowi-minta-umat-islam-tolak-kelompok-intoleran/8171360
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement