Kamis 12 Jan 2017 13:37 WIB

Pembicaraan Damai Suriah Digelar 23 Januari

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.
Foto: AP
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pembicaraan damai Suriah akan digelar di Astana, Kazakhstan pada 23 Januari. Seperti dilansir Aljazirah, Rabu (11/1), Rusia mengonfirmasi pertemuan itu akan dihadiri pemerintah Suriah dan oposisi.

Negosiasi yang ditengahi oleh Rusia dan Turki ini bertujuan mengokohkan gencatan senjata yang sudah ada. Meski ISIS dan kelompok afiliasi Alqaidah, Jabhat Fateh al-Sham tidak ikut serta, gencatan senjata dinilai membuat situasi lebih tenang.

Pertempuran masih terjadi di beberapa wilayah, seperti area yang dikepung pemberontak di pinggiran ibu kota Damaskus. Ini membuat pertemuan yang direncanakan sebelumnya batal.

"Kali ini, tidak ada indikasi pertemuan ditunda lagi. Tanggalnya sudah ditentukan yakni 23 Januari," kata sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia pada AFP, Rabu (11/1).

Sumber anonim ini mengatakan, persiapan sudah dilakukan, termasuk mengumpulkan siapa saja partisipan. Menurut kontributor Aljazirah, Stefanie Dekker, pihak oposisi tampak tidak bersemangat dengan pertemuan ini.

"Mereka lebih menginginkan hadir di pertemuan yang disponsori PBB di Genewa pada Februari," kata Dekker yang melapor dari Gaziantep, perbatasan Suriah dan Turki.

Menurutnya, kemungkinan blok Pasukan Pembebasan Suriah dan Komite Tinggi Negosiasi akan tetap hadir pada 23 Januari meski mengusung perwakilan level rendah.

Belum jelas pula siapa perwakilan pemerintah untuk pertemuan Astana ini. Negosiasi akan dilakukan secara langsung. Jika tidak langsung, maka Turki dan Rusia akan bertindak sebagai mediator PBB.

Baca juga,  Helikopter Rusia Jatuh Dihantam Mortir di Suriah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement