REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah penumpang Tigerair yang telantar di Bali menyusul terjadinya perselisihan antara maskapai murah itu dengan otoritas penerbangan Indonesia akan mulai melakukan perjalanan pulang, Kamis sore (12/1).
Maskapai berbiaya murah itu telah dihentikan sementara izin terbangnya dari Bali menuju Perth, Adelaide dan Melbourne setelah otoritas Indonesia menuduh Tigerair Australia melanggar ketentuan lisensinya. Maskapai Tigerair mengatakan Virgin Australia – yang merupakan pemilik Tigerair – berencana untuk mengoperasikan dua penerbangan mereka hari ini untuk membawa pulang penumpang yang terdampak situasi ini pulang ke Australia secara gratis.
Penerbangan pertama bertolak [dari Bali] pukul 13.30 waktu setempat dan akan mendarat di Brisbane, sementara penerbangan kedua akan terbang pada tengah malam Kamis menuju Sydney. “Karena kebutuhan menyediakan kepastian dan pemberitahuan terhadap para konsumen, Tigerair tidak akan mengoperasikan jadwal layanan terbang mereka pada hari ini (12/1) dan satu jadwal layanan terbang pada esok dini hari (13/1),” demikian tulis pernyataan tersebut.
Namun demikian, Virgin Australia berencana mengoperasikan dua penerbangan mereka dari Bali hari ini dengan tujuan membawa sebanyak mungkin konsumen yang terdampak situasi ini pulang ke Australia. "Sebagian besar konsumen kami yang masih tetap berada di Bali akan disediakan penerbangan pengganti oleh Virgin Australia hari ini/pekan ini begitu juga dengan fasilitas akomodasi jika mereka berniat untuk menginap di Bali. Kelima penerbangan [Tigerair] yang ada menuju dan dari Bali besok saat ini masih dalam kajian,” ujarnya.
Seorang juru bicara Tigerair mengatakan 350 orang penumpang yang masih tertahan di Bali akan diakomodasi ulang dalam layanan yang lain bersama dengan maskapai lainnya selama beberapa hari ke depan. Masih belum bisa dipastikan kapan [Tigerair] akan bisa memulihkan penerbangan mereka sendiri dari dan menuju Bali.
Maskapai dituduh melanggar ketentuan
Juru bicara Dirjen Penerbangan Udara Departemen Perhubungan Indonesia pada Rabu (11/1) mengatakan maskapai berbiaya murah itu telah melanggar ketentuan lisensinya. Dalam pernyataan itu, juru bicara tersebut mengindikasikan kalau maskapai Tigerair mengoperasikan penerbangan carter, dan karenanya tidak seharusnya menjual tiket sekali jalan.
Direktur Eksekutif Tigerair, Rob Sharp mengatakan maskapainya memiliki perjanjian dengan Pemerintah Indonesia untuk mengoperasikan penerbangan di Indonesia hingga 25 Maret mendatang.
"Perjanjian ini meliputi penjualan tiket di Australia antara Australia dan Bali, Dibawah perjanjian yang ada tersebut, kami tidak bisa menjual tiket di Indonesia dan kami sepenuhnya memenuhi ketentuan ini,” ungkap Sharp.
“Kami tidak mengusulkan perubahan apapun dalam perjanjian ini – kami beroperasi dalam persetujuan yang sama yang sudah kami laksanakan selama delapan bulan terakhir. Kami bekerja secara konstruktif bersama Pemerintah Indonesia untuk memulai penerbangan ke Bali lagi sesegera mungkin dan bekerja melalui persyaratan baru yang sudah mereka berikan kepada kami pekan ini," ucapnya.
Maskapai ini juga mengatakan ratusan konsumen mereka di Australia yang dibatalkan tiket penerbangannya ke Bali hari ini (12/1) akan mendapatkan pengembalian penuh.
Jetstar tawarkan tiket diskon
Jetstar, yang tidak memiliki pelarangan, mengatakan akan memberikan tiket dengan tarif diskon kepada pelanggan Tiger Airways yang tertahan. "Tarif dengan potongan harga ini tersedia untuk enerbangan Jetstar dari Bali ke Adelaide, Perth dan Melbourne selama beberapa hari mendatang (tergantung ketersediaan). Tarif khusus akan bervariasi dari rute ke rute tapi rata-rata didiskon lebih dari 50 persen untuk tarif saat ini tersedia pada rute," kata sebuah pernyataan.
Daftar lengkap penerbangan yang dibatalkan tersedia di situs Tiger Airways.
Diterjemahkan pada pukul 17:30 WIB, 12/1/2017, oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.