REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para aktivis hak-hak sipil melakukan protes menjelang pelantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika. Sekitar 2.000 pengunjuk rasa yang kebanyakan kulit hitam tak peduli dengan hujan dan terus melanjutkan protes di dekat Tugu Peringatan Martin Luther King Jr, Sabtu,(14/1).
Pengunjuk rasa terdiri dari 30 kelompok baik kelompok kulit hitam, kulit berwarna, maupun LGBT. Kebanyakan kelompok yang melakukan unjuk rasa tersebut merupakan kelompok yang antiTrump. Mereka tidak suka gaya Trump yang selama ini cenderung terlihat rasis.
Para pengunjuk rasa mendapatkan izin untuk melakukan unjuk rasa sebelum dan setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika. Ribuan pengunjuk rasa bersumpah akan menghentikan pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika.
Kepolisian Washington dan agen intelijen Amerika berencana menambahkan 3.000 anggota untuk menjaga keamanan. Selain itu menambahkan5.000 tentara penjaga keamanan untuk meningkatkan pengamanan pelantikan Trump menjadi presiden.
Unjuk rasa yang lebih besar lagi akan dilakukan di Washington. Unjuk rasa yang dilakukan oleh para wanita ini akan melibatkan 200 ribu orang setelah dilakukan pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika.