REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri Salman Al Farisi mengatakan, selain menyerahkan bantuan kemanusiaan ke negara bagian Rakhine, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan meresmikan dua sekolah bantuan Indonesia saat kunjungan ke Myanmar, Jumat (20/1).
Selain memberikan bantuan pembangunan sekolah, Indonesia juga membantu di bidang kesehatan. Indonesia bersama Walubi berencana membangun rumah sakit di Rakhine.
Salman mengatakan di bidang pendidikan Indonesia berkomitmen meningkatkan kapasitas para guru. "Kami memanfaatkan sekolah Indonesia di Yangon untuk mengembangkan kapasitas para guru Myanmar," katanya, Rabu (18/1).
Di samping masalah pendidikan dan kesehatan, Indonesia juga meningkatkan bantuan peningkatan produktivitas ekonomi, termasuk mengolah lahan produktif yang ditingkatkan akibat konflik. Dengan peningkatan produktivitas ekonomi akan terjadi rekonsiliasi nasional di Myanmar. Kegiatan ekonomi dan sosial diharap mampu mengatasi kebutuhan hidup rakyat Myanmar.
Pendekatan yang dilakukan Indonesia ke Myanmar, ujar Salman, pendekatan inklusif dan komprehensif. Pendekatan tak hanya pada satu kelompok masyarakat namun pada semua kelompok masyarakat.
"Kemiskinan jadi masalah besar di Rakhine. Penyelesaian bukan hanya memberikan bahan makanan dan pakaian namun memberikan sesuatu yang berkelanjutan seperti pengembangan kapasitas bagi para guru di Myanmar," ujarnya.
Sekolah di Myanmar gurunya hanya lima sampai enam orang. Namun siswanya mencapai 240 orang makanya gurunya harus diberi peningkatan kapasitas.