REPUBLIKA.CO.ID, FLORES -- Seorang pria asal Australia telah dibebaskan setelah diperiksa polisi di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur setelah dua orang pria tewas berkenaan dengan pembebasan lahan.
Polisi setempat mengatakan pengusaha hotel berusia 50 tahun asal Australia tersebut terlibat dalam konflik mengenai pembebasan tanah di Flores yang semakin populer sebagai kawasan turis. Polisi mengatakan keributan terjadi antardua kelompok setelah pengusaha ini membawa alat-alat berat guna membersihkan lahan.
Dua warga setempat yang dipekerjakannya sebagai penjaga keamanan tewas dalam insiden. Pria Australia ini sudah diperiksa oleh polisi, meskipun dia tidak dituduh melakukan pembunuhan dan mungkin akan ditanyai lagi.
Polisi mengatakan pria tersebut menikah dengan seorang wanita setempat, yang membeli tanah tersebut sebelumnya. Penduduk setempat mengatakan lahan tersebut adalah tanah ulayat penduduk setempat.
Polisi mengatakan kericuhan mengenai kepemilikan lahan masih diperiksa, dan ada sekitar 30 saksi ketika insiden terjadi. Mereka mengatakan pengusaha Australia tersebut mewakili sebuah perusahaan yang berencana membangun resor wisata.
Kepala polisi di Pulau Flores, Supiyanto dalam penjelasannya kepada ABC mengatakan identitas pengusaha Australia tidak disampaikan kepada publik karena keamanannya terancam.
Polisi mengatakan akan memeriksa pengusaha tersebut berkenaan dengan keributan soal kepemilikan lahan.
Diterjemahkan pukul 10:20 AEST 19/1/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini