Kamis 19 Jan 2017 17:53 WIB

Direktur CIA Peringatkan Trump Miliki Musuh Kuat

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Direktur CIA, John Brennan.
Foto: Reuters
Direktur CIA, John Brennan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur CIA John Brennan memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memiliki musuh yang kuat di AS. Dia menyebut Trump harus rajin menghadiri pertemuan intelijen.

Namun pengusaha kaya itu justru tidak serajin pendahulunya dalam menghadiri briefing harian intelijen. Ia merasa tidak memerlukan pertemuan harian tersebut.

"Saya sudah sangat banyak briefing. Saya tidak ingin mengatakan 'menakutkan,' karena saya akan memecahkan masalah," katanya dalam sebuah wawancara, dikutip dari The Independent, Kamis (19/1).

Brennan mengatakan kepada Trump agar selalu mengambil keputusan yang tepat saat di Gedung Putih. "Anda juga harus menyadari Anda harus melakukannya dengan benar karena kesalahan akan sangat mahal dalam banyak cara yang berbeda," ujar Brennan.

Baca: Sekelompok Demonstran Bersumpah Gagalkan Pelantikan Trump

Pada Desember, Trump dilaporkan hanya menerima rata-rata satu pengarahan intelijen selama sepekan. Jumlah tersebut paling sedikit dari presiden-presiden pendahulunya. Ini menandai perbedaan yang signifikan dengan tradisi Presiden terpilih umumnya cenderung menyambut kesempatan memiliki akses ke President Daily Brief (PDB) secara teratur, dokumen pemerintah yang paling rahasia dan dipertahankan.

Trump sebelumnya telah menjelaskan mengapa dia tidak memerlukan briefing intelijen harian. "Saya akan mendapatkannya ketika saya membutuhkannya. Pertama-tama ini adalah orang-orang yang sangat baik yang memberi saya briefing. Dan aku berkata, 'Jika sesuatu harus berubah dari titik ini, segera hubungi saya. Aku tersedia dengan cepat saat dibutuhkan," katanya dalam wawancara dengan Fox News pada Desember.

"Saya tidak perlu diberitahu. Anda tahu, saya, seperti orang yang cerdas. Saya tidak harus mengatakan hal yang sama dengan kata-kata yang sama setiap hari selama delapan tahun ke depan," ujar Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement