REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meminta seluruh negara Muslim untuk membantu warga Rohingya di Myanmar. Ia ingin adanya aksi internasional digelar untuk memperjuangkan nasib mereka.
"Aksi internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang dihadapi warga Rohingya di Myanmar harus segera dilakukan," ujar Razak pertemuan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kuala Lumpur, Kamis (19/1).
Etnis Rohingya selama ini berada di Rakhine, negara bagian Myanmar. Sejak Oktober 2016 lalu, tentara Burma kembali meningkatkan operasi militer yang dikatakan bertujuan menghentikan terorisme.
Namun, pada kenyataannya yang menjadi korban adalah warga Rohingya yang mayoritas adalah Muslim. Laporan yang beredar tak sedikit dari mereka disiksa dan dibunuh, bahkan beberapa perempuan dikatakan mengalami perkosaan.
Kekejaman dari tentara Myanmar membuat hingga saat ini 65 ribu etnis Rohingya melarikan diri dari Rakhine. Kebanyakan pergi menuju Bangladesh yang berbatasan langsung dengan negara bagian Myanmar itu.
"Ini sangat memprihatinkan di mana banyak orang kehilangan nyawa karena kekejaman dan penindasan terhadap warga Rohingya," jelas Najib.
Etnis Rohingya menjadi warga minoritas di Myanmar. Selama ini, mereka tindak mendapatkan hak kewarganegaraan dari pemerintah negara itu meski secara ketentuan tidak demikian.
Kekerasan pada etnis itu terdengar pertama kalinya pada 2012 lalu. warga Rohingya dipandang Pemerintah Myanmar sebagai migran ilegal dari Bangladesh.
(Baca Juga: Citra Satelit: Ratusan Bangunan Muslim Rohingya Dibakar)