REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Indonesia menyatakan bersedia berperan sebagai “jembatan” bagi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membantu krisis Muslim Rohingya Myanmar. Kesediaan Indonesia didukung oleh berbagai langkah yang telah dilakukan untuk membantu Myanmar.
Secara khusus Menlu Retno menyampaikan, ia telah melakukan pertemuan terpisah dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, Perdana Menteri dan Menlu Bangladesh, serta melakukan kunjungan ke kamp pengungsi Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh.
Indonesia juga telah berhasil mendorong Myanmar untuk mengadakan pertemuan Menlu ASEAN Retreat pada Desember 2016. Pertemuan tersebut berhasil membujuk Myanmar untuk membuka akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN ke seluruh komunitas di Rakhine State.
Myanmar juga membuka akses secara bertahap kepada media. Setelah itu, ada kesediaan Myanmar untuk memberi informasi perkembangan secara berkala mengenai situasi di Rakhine State kepada Menlu ASEAN.
Menlu Retno lalu mengatakan, setelah pertemuan OKI di Kuala Lumpur, ia akan melakukan kunjungan ke Sittwe, Rakhine. Kunjungan tersebut akan digunakan untuk menyerahkan sepuluh kontainer bantuan kemanusiaan dari Indonesia yang telah dilepas Presiden RI pada 29 Desember 2016.
Selain itu, Menlu Retno juga akan meresmikan dua sekolah baru bantuan masyarakat Indonesia untuk dimanfaatkan oleh seluruh komunitas di Rakhine.
Baca juga, Citra Satelit: Ratusan Bangunan Muslim Dibakar.
“Indonesia telah memilih mengambil langkah-langkah konstruktif dan inklusif untuk membantu Pemerintah Myanmar membuat situasi di Rakhine State lebih baik, termasuk bagi komunitas Muslim minoritas,” ujar Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam pertemuan Extraordinary Meeting of the Council of Foreign Ministers on the plight of the Rohingya Muslim Minority in Myanmar (KTM LB) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/1).
Indonesia juga menegaskan akan meneruskan bantuan yang bersifat jangka menengah dan panjang. Bantuan yang akan diberikan Indonesia antara lain memberikan pengembangan kapasitas (capacity building) di bidang demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik (good governence), dan pelatihan bagi polisi Myanmar.
"Indonesia juga akan mengirim tim interfaith dialogue untuk membantu membangun kepercayaan pada akar rumput antara komunitas Buddha dan Islam di Rakhine State," kata dia, dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Kamis (19/1).
Negara-negara OKI turut memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan dan langkah yang diambil Indonesia dalam membantu penyelesaian situasi di negara bagian, Rakhine.