REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Washington berubah layaknya sebuah benteng demi melindungi Presiden terpilih AS Donald Trump (70 tahun) dari ancaman pembunuhan selama upacara pelantikannya, Jumat (20/1).
Operasi militer senilai Rp 1,4 triliun dilakukan untuk menjaga keamanan upacara pengangkatan Trump itu. Para penembak jitu ditempatkan di atap-atap gedung dengan kendaraan bersenjata berada di jalanan.
Tak ketinggalan, teknologi khusus disiagakan untuk menghentikan teroris menerbangkan pesawat tanpa awak untuk menyerang Trump. Dilansir dari Express.co.uk, Kamis (19/1), sedikitnya 28 ribu personel keamanan diturunkan.
Sebanyak 100 blok wilayah sekitar National Mall akan ditutup. Setiap orang yang memasuki area pelantikan akan melewati pos pemeriksaan.
Baca: Trump Sapa Ribuan Pendukungnya di Konser Jelang Pelantikan
Operasi keamanan ketat ini berkoordinasi dengan pusat komunikasi berbagai badan di sebuah lokasi rahasia di Virginia. Sebanyak satu juta massa diperkirakan menghadiri pelantikan Trump.
Sebanyak 350 ribu di antaranya adalah demonstran yang dikhawatirkan akan bentrok antara pendukung dan pengecam Trump. Jumlah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya sejak 100 ribu pengunjuk rasa anti-Perang Vietnam menghadiri upacara sumpah jabatan kedua Presiden Nixon pada 1973.
Kelompok pendukung Trump yang akan hadir, antara lain geng motor yang bersumpah menciptakan pagar betis untuk melindungi pahlawan mereka. Upacara pelantikan akan berlangsung di Capitol pada sore hari. Trump lantas dilantik satu jam kemudian.
Dia diharapkan menyampaikan pidato selama 20 menit.