REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May, tampaknya akan menjadi pemimpin dunia pertama yang akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump di Gedung Putih. May dijadwalkan akan berkunjung ke Washington pekan depan untuk melakukan audiensi dengan Trump dan membahas kesepakatan perdagangan Inggris-AS pasca-Brexit.
Pada Sabtu (21/1), Trump mengkonfirmasi bahwa May akan mengunjunginya segera. Downing Street belum memberikan pernyataan resmi, tetapi Whitehall telah mengisyaratkan kunjungan May akan dilakukan pada Jumat (27/1) mendatang.
Scarlett Johansson akan Ajukan Syarat Mendukung Trump
May dan timnya memiliki kesempatan untuk menunjukkan rencana pengembangan peraturan perdagangan baru dengan Washington, setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa. Ia juga ingin menekankan kembali bahwa hubungan khusus antara kedua negara masih terjalin dengan baik.
Undangan untuk May ke Gedung Putih dilihat sebagai bukti kesediaan Trump membantu Inggris untuk mencapai keberhasilan Brexit. Pertemuan itu juga akan dianggap sebagai penghinaan implisit kepada Uni Eropa, yang selama ini digambarkan Trump sebagai 'kendaraan' bagi Jerman.
"Brexit akan berakhir menjadi suatu hal yang besar," kata Trump, dalam wawancara dengan mantan menteri Kabinet Michael Gove, dikutip The Guardian.
Percakapan antara keduanya juga diperkirakan akan membahas masalah pertahanan, terutama mengenai NATO. Trump sempat menyatakan keraguannya untuk meneruskan komitmen AS dengan aliansi baratnya itu.