REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pengemudi pria yang dituduh menewaskan lima orang dan melukai puluhan pejalan kaki dalam aksinya di pusat kota Melbourne telah dituntut dengan lima tuduhan pembunuhan. Sebelumnya, Dimitrious Gargasoulas (26 tahun) sempat ditahan di kantor polisi Melbourne Barat di Jalan Spencer untuk diinterogasi.
Tapi ia tak muncul di Pengadilan Melbourne seperti yang direncanakan, karena menurut pengacaranya ia sedang tak enak badan. Dimitrious tetap berada dalam tahanan dan diperintahkan menjalani sidang melalui sambungan video pada Agustus.
Tim kuasa hukumnya meminta waktu delapan bulan untuk menyediakan bukti singkat mengingat apa yang mereka gambarkan sebagai "bukti yang belum pernah muncul sebelumnya".
Dimitrious, yang berstatus bebas dengan jaminan pada saat aksi maut itu terjadi, ditangkap oleh polisi setelah tragedi tersebut dan di rumah sakit dengan luka tembak. Polisi tengah menunggu izin medis untuk menginterogasi dan menuntutnya.
Komisaris Kepala Ashton mengatakan, Dimitrious menjalani operasi di lengannya pada Sabtu (21/1) malam. Ia "tak asing lagi" bagi polisi. Ia sempat dituduh melakukan tindak kejahatan pada tanggal 14 Januari dan dibebaskan dengan jaminan oleh relawan hakim (relawan -dengan syarat tertentu -yang dipanggil ke kantor polisi di luar jam kerja untuk mendengarkan pengajuan jaminan), meski polisi menentangnya.
Pemerintah Negara Bagian Victoria, pada Senin (23/1), mengumumkan adanya tinjauan luas terhadap sistem jaminan itu dan pengoperasian persidangan malam hari sehingga hakim bisa memimpin sidang pengajuan jaminan.
Menteri Utama Victoria, Daniel Andrews mengatakan merupakan tugasnya untuk menerima "kemarahan dan kefrustrasian" yang dirasakan warga Victoria dan melakukan reformasi serta perubahan terhadap hal tersebut. "Kami semua merasakan hal itu. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa tragedi semacam itu muncuk di kota kami? Bagaimana bisa begitu banyak nyawa berakhir dan begitu banyak kehidupan orang berubah selamanya?" sebut Daniel Andrews.
Menteri Andrews mengatakan, walau sistem jaminan telah mengalami banyak perubahan dalam dua tahun sejak Pemerintahannya menjabat, ia mengatakan, pihaknya jelas harus "berbuat lebih jauh".
"Kami perlu melihat setiap elemen dari sistem jaminan kami dengan sangat dekat dan membuat perubahan besar di masa depan untuk menjaga agar Victoria tetap aman," ujar Menteri Andrews.
Lima orang tewas, termasuk seorang bayi laki-laki berusia tiga bulan dan Thalia Hakin yang berusia 10 tahun, serta lebih dari 30 orang terluka setelah si pengemudi maut melaju di sepanjang jalur pejalan kaki di pusat kota Melbourne pada Jumat (20/1) sore. Nama dua korban tewas lainnya, yakni Jess Mudie (22) dan Matthew Si (33) diumumkan oleh polisi pada Ahad (22/1) sore.
Informasi kunci:
• Polisi sedang menunggu izin medis untuk menginterogasi, dan menuntut si tertuduh
• Pemerintah Victoria mengumumkan adanya tinjauan terhadap sistem jaminan
• Lima belas orang tetap di rumah sakit setelah aksi pengemudi maut terjadi, dua dalam kondisi serius
Sebanyak 15 orang masih dirawat di RS
Pemerintah Victoria menyiapkan dana untuk sejumlah keluarga yang terkena dampak dari insiden tersebut. Mereka menjanjikan bantuan awal senilai 100 ribu dolar AS (atau setara Rp 1 miliar) dan mengatakan, siapa saja yang ingin menyumbang bisa melakukannya lewat situs resmi Pemerintah Victoria, atau dengan menelepon nomor 1800 226 226.
Acara doa bersama digelar pada Senin (23/1/2017) malam di Federation Square. Menteri Andrews mengatakan, 15 orang masih dirawat di rumah sakit, dua di antaranya tetap dalam kondisi kritis.
"Kami memiliki kekhawatiran besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka," sebutnya.
Komunitas Yahudi mengadakan peringatan dan doa bersama untuk korban tewas bernama Thalia Hakin pada Ahad (22/1) malam. Polisi telah berbicara kepada lebih dari 300 saksi tentang kejadian di Jalan Bourke pada hari Jumat (20/1/2017) itu, dan mendesak warga lain untuk melaporkan video atau foto atau insiden itu sendiri.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterjemahkan: 16:37 WIB 23/01/2017 oleh Nurina Savitri.