Rabu 25 Jan 2017 06:49 WIB

Cina Minta AS Jaga Mulut Soal Laut Cina Selatan

Laut Cina Selatan
Foto: timegenie.com
Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Selasa meminta Amerika Serikat berhati-hati dalam tindakan atau bicara terkait persoalan Laut Cina Selatan karena Beijing mempunyai kadaulatan tidak terbantahkan di wilayah tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, menyampaikan hal tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengaku akan berupaya mencegah Beijing menguasai perairan internasional di Laut Cina Selatan.

Pada Senin, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berupaya melindungi kepentingannya di laut tersebut, yang diklaim sedikit-dikitnya lima negara.

"Amerika Serikat akan memastikan bahwa kami akan memperjuangkan kepentingan di sana," kata Spicer saat menjawab pertanyaan apakah Trump setuju dengan calon menteri luar negeri pilihannya, Rex Tillerson.

Tillerson berpendapat Cina tidak berhak atas pulau buatan yang mereka bangun di wilayah sengketa Laut Cina Selatan. Dalam menanggapi pernyataan dua tokoh Washington itu, Hua menegaskan bahwa "Amerika Serikat bukan merupakan pihak yang turut dalam sengketa di Laut Cina Selatan".

Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah laut strategis itu dan harus bersengketa dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei. Di sisi lain, Hua mengaku bahwa pihaknya akan tetap melindungi hak kebebasan berlayar dan tengah merundingkan resolusi damai bersama negara terkait.

"Kami mendesak Amerika Serikat menghormati fakta yang ada. Kami meminta mereka berhati-hati saat berbicara maupun bertindak untuk mencegah terguncangnya perdamaian dan stabilitas kawasan Laut Cina Selatan," kata Hua.

"Tindakan kami di Laut Cina Selatan selama ini sudah masuk akal. Apapun yang terjadi, pendirian kami untuk melindungi kedaulatan dan hak laut di wilayah ini tidak akan berubah," kata dia.

Media di Cina sebelumnya sempat bereaksi keras atas pernyataan Tillerson. Mereka mengatakan bahwa Amerika Serikat harus berperang dengan Cina jika ingin menghalangi akses negara tersebut ke pulau buatan di perairan sengketa.

Sejumlah pengamat menyatakan bahwa pernyataan Tillerson dan Spicer memang menunjukkan niat pemerintahan baru Trump untuk menggunakan kekuatan militer untuk memblokade akses Cina ke pulau buatan mereka.

Kebijakan itu dapat meningkatkan ketegangan kawasan dengan Cina, yang mempunyai kekuatan militer besar lengkap bersenjatakan nuklir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement