REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menandatangani dua perintah eksekutif soal proyek pipa kontroversial di Keystone XL dan Dakota Access, Selasa (24/1). Dua perintah tersebut untuk melanjutkan konstruksi dua jalur pipa.
Dilansir Aljazirah, pembangunannya sempat dihentikan Presiden Barack Obama pada 2015 karena dinilai mempengaruhi perubahan iklim. Sejumlah aktivis lingkungan berkampanye intens melawan proyek tersebut selama lebih dari tujuh tahun.
Namun akhirnya Trump memukul telak di awal kepengurusan. Langkah ini menggambarkan rencananya memberi kebebasan lebih pada industri minyak. Trump membuka kesempatan perusahaan minyak untuk memperluas infrastruktur dan mengurangi kemacetan distribusi.
Baca: Goresan Pena Si Kecil Bana dari Suriah untuk Trump
Jalur pipa Keystone XL akan terhampar dari Kanada ke kilang minyak AS di Pantai Teluk. Pemerintah AS perlu mengesahkan jalur karena melintasi perbatasan. Jalur pipa Dakota Access yang bernilai 3,8 miliar dolar AS juga menghadapi pertentangan.
Para aktivis menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melawan jalur pipa di bawah danau reservasi North Dakota Indian tersebut. Mereka menilai proyek mengancam sumber daya perairan dan situs sakral penduduk asli Amerika itu.
Energy Transfer Partners, perusahaan yang ingin membangun jalur mengatakan pembangunannya akan aman. Jalur ini akan membawa minyak North Dakota melalui South Dakota dan Iowa ke titik pengiriman di Illinois.
Merespons keputusan Trump, sejumlah kelompok aktivis lingkungan melakukan aksi di depan Trump Tower pada Selasa. "Jika ia membangun jalur pipa, ia harus melalui kami semua," kata pengumuman protes di Facebook.